"Dokter, akhir-akhir ini badan saya kok terasa lemah, ya? Tulang sendi sering nyeri, kepala pusing, dan mood suka berubah-ubah."
Seorang pasien perempuan, sudah berumur, mengeluh demikian. Dan, biasanya dokter akan menanggapi keluhan tersebut dengan pertanyaan seperti ini, "Kamu masih menstruasi tidak?"
"Sudah tidak lagi, Dokter."
Hal-hal yang Terjadi pada Fase Menopause
Usai mendengar jawaban pasien, dokter akan menjelaskan banyak hal. Di antaranya adalah; apa yang terjadi pada tubuh seorang perempuan selama ia sudah tidak mengalami menstruasi lagi atau biasa disebut dengan pascamenopause.Â
Dan, beginlah penjelasan detailnya.
Seorang perempuan jika sudah berada di fase menopause, dipastikan ia akan mengalami penurunan hormon estrogen secara drastis.
Oh, ya. Apa sih hormon estrogen itu?Â
Hormon estrogen adalah hormon yang dihasilkan oleh tubuh seorang perempuan. Hormon ini berperan mengendalikan aktivitas sel, mengatur perkembangan dan pertumbuhan karakteristik seksual beserta proses reproduksinya seperti fase pubertas, menstruasi, kehamilan, hingga menopause.Â
Lantas Apa yang Terjadi ketika Hormon Estrogen Berkurang?Â
Penurunan kadar estrogen pada perempuan yang sudah menopause dapat menyebabkan berbagai dampak, di antaranya:
1. Kepadatan Tulang Berkurang
Sebelum menopause, kepadatan tulang seorang perempuan telah dicukupi sepenuhnya oleh hormon estrogen tadi. Namun, ketika masa menopause tiba, hormon estrogen kadarnya menjadi terus terkikis. Bahkan bisa habis sama sekali.Â
Nah. Berkurangnya hormon estrogen ini berdampak langsung pada kondisi tulang. Tulang yang semula kuat menjadi rentan, menjadi mudah patah dan bisa menimbulkan gejala osteoporosis.Â
Oh, ya. Osteoporosis tidak saja memicu sensasi ngilu atau rasa nyeri, tapi bisa juga menjadikan postur tubuh berubah bungkuk atau memendek dari sebelumnya.Â
2. Berpengaruh pada Kesehatan Jantung
Perubahan hormonal di masa menopause juga dapat memengaruhi kesehatan jantung. Atau bisa memicu meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular.Â
Mengapa bisa demikian?Â
Karena hormon estrogen bersifat vasodilator, yaitu mempermudah pelebaran pembuluh darah sehingga aliran darah lebih lancar dan beban kerja jantung sebagai alat pemompa berkurang.
3. Berpengaruh pada Kesehatan Mental dan Seksual
Berkurangnya hormon estrogen tidak saja memberi dampak pada kesehatan fisik, tapi juga kesehatan mental. Biasanya perempuan yang sudah.berada di fase menopause ini, ia akan mudah sekali mengalami perubahan mood, mudah cemas dan depresi.
Demikian juga dengan kesehatan seksual. Keringnya vagina dan penurunan libido adalah masalah umum yang kerap dialami seorang perempuan di fase menopause.Â
Cara-cara Meningkatkan Hormon EstrogenÂ
Ketika saya tanyakan kepada dokter, apakah ada cara untuk meningkatkan kembali hormon estrogen yang telah berkurang, khususnya pada fase menopause, beliau memberi jawaban yang cukup melegakan.
Dan, inilah beberapa cara yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kembali hormon estrogen yang menurun.Â
1. Banyak Mengonsumsi Sayuran Berwarna HijauÂ
Tahu tidak? Sayuran seperti bayam, brokoli, kubis, dan kangkung mengandung fitoestrogen yang dapat membantu meningkatkan kadar hormon estrogen di dalam tubuh?Â
Nah, selain disinyalir mampu meningkatkan kadar estrogen, sayuran hijau juga memiliki sifat antioksidan, mencegah kanker dan antiinflamasi.Â
Jadi tunggu apa lagi? Masukkan selalu sayuran hijau pada daftar menu makanan sehari-hari, yaa.Â
2. Konsumsi Vitamin B dan D Dosis Tinggi
Vitamin B dan D memiliki peran penting dalam penciptaan dan aktivasi estrogen di dalam tubuh. Kedua vitamin ini bisa diperoleh secara alami (dari makanan yang kita konsumsi sehari-hari), atau bisa kita dapatkan dalam bentuk non alami (suplemen) .Â
Oh, ya. Sebelum mengonsumsi kedua vitamin yang non alami, ada baiknya Anda berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter. Ingat, jangan sembarangan mendiagnosa atau mengobati diri sendiri tanpa pengawasan dokter.Â
3. Konsumsi Kedelai
Seperti halnya sayuran hijau, kedelai dan olahannya (tempe, tahu, susu kedelai) juga mengandung fitoestrogen yang mampu meningkatkan kembali hormon estrogen.Â
Jadi, pastikan ada menu makanan sehari-hari terbuat dari bahan kedelai di meja makan Anda, yaa.Â
4. Konsumsi Prebiotik
Sudah tahu bukan apa itu Prebiotik?Â
Yup, betul! Probiotik atau bakteri baik adalah bakteri alami yang tinggal di saluran pencernaan kita. Nah, bakteri probiotik inilah yang membantu tubuh memproduksi hormon bernama serotonin, yakni hormon pengendali stress, kecemasan, dan gangguan mood lainnya.Â
Fungsi lain probiotik dapat membantu meningkatkan hormon estrogen pada wanita di masa menopause.Â
Beberapa contoh makanan yang mengandung prebiotik adalah: yoghurt, miso sup, tempe, dan kubis.
5. Konsumsi Buah Kering
Apakah Anda suka ngemil? Kalau iya, silakan pilih cemilan yang sehat, ya!Â
Memang ada cemilan sehat? Ada dong! Buah kering seperti: plum, kurma atau kismis adalah cemilan sehat. Selain tidak bakal memicu naiknya berat badan Anda, cemilan buah kering ini bisa meningkatkan kadar hormon estrogen di dalam tubuh kita cos memiliki cukup banyak kandungan fitoestrogen.Â
6. Konsumsi Flaxseed
Flaxseed? Apa pula itu?Â
Flaxseed adalah tanaman biji-bijian yang berasal dari Timur Tengah. Di Indonesia biasa disebut biji rami. Biji-bijian ini berwarna coklat atau kuning. Dan, biasanya dijual utuh atau sudah diolah menjadi minyak biji rami.Â
Selain mengandung berbagai nutrisi yang baik untuk tubuh, pada Flaxseed juga ditemukan adanya kandungan fitoestrogen yang cukup tinggi.Â
7. Konsumsi Bawang Putih
Eits, siapa sangka bawang putih yang sehari-hari menghuni dapur ibu ternyata memiliki manfaat luar biasa. Sebuah penelitian menyatakan, perempuan yang banyak mengonsumsi makanan berbahan bawang putih memiliki risiko lebih rendah mengalami kekurangan hormon estrogen di masa menopause.Â
8. Terapi Pergantian HormonÂ
Nah, cara lain yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kadar hormon estrogen yang berkurang adalah dengan melakukan terapi pergantian hormon atau HRT.Â
HRT (hormone replacement therapy)Â adalah suatu tindakan pemberian obat yang berisi estrogen dan progesteron sintetis. Dengan menggunakan obat ini, berbagai keluhan menopause dapat mereda atau bshkan berkurang.Â
Tentu saja tindakan HRT ini harus di bawah pengawasan dokter ahli. Ada baiknya konsultasikan terlebih dulu apakah Anda memang perlu untuk melakukan terapi hormon ini atau tidak.
Selamat pagi. Selamat menjalani fase demi fase unik seorang perempuan. Jalani semua prosesnya dengan tenang dan sehat, yaa...Â
Menjadi tua itu pasti. Tapi melewati hari tua dengan tenang dan sehat itu pilihan.Â
Stay healthy!Â
***
Malang, 28 Oktober 2023
Lilik Fatimah Azzahra
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H