Penulis sengaja menciptakan konflik batin di antara dua sahabat itu. Pesan moralnya, persahabatan Anindia dan Renita hampir saja retak jika keduanya tidak segera menyadari bahwa tali persahabatan mereka terlalu kuat untuk diputus.Â
4. Aku Pikir Kau Sahabatku yang Baik, karya S. Eleftheria
Jujur, ketika menyimak 27 cerpen yang masuk, cerpen yang satu ini berhasil mencuri perhatian saya. Cara penulis bertutur, meramu kisah, membangun konflik, sangat luar biasa.Â
Inilah yang membuat saya semakin yakin, bahwa dari tema sederhana pun, ketika berada di tangan penulis yang kreatif, maka akan lahir sebuah karya yang istimewa.Â
Kisah yang dikemas dalam nuansa persahabatan antara Gustam dan Marcus ini memang berhasil mengaduk-aduk perasaan pembaca. Saya tidak akan berpanjang lebar mengulasnya di sini. Silakan pembaca menikmati karya apik ini dengan membacanya sendiri.Â
Dan, tidak berlebihan kiranya jika saya memilih cerpen ini sebagai juara I.Â
5. Sepasang Kambing Hitam, karya Rani Febrina Putri
Cerpen ini digarap sedemikian memikat. Alurnya menggigit. Konfliknya dibangun apik. Dan, di akhir kisah penulis berhasil menyampaikan pesan moral yang cukup menohok.
Bahwasanya dari sebuah hubungan persahabatan, adakalanya ketulusan hati kita malah dimanfaatkan oleh orang yang telah kita pilih dan kita sebut sebagai sahabat.Â
Cerpen ini pantaslah kiranya mendapat apresiasi sebagai juara II.Â
Demikianlah. Di penghujung artikel ini saya ingin menghaturkan banyak terima kasih, khususnya kepada Komunitas Pulpen atas kepercayaan yang sudah diembankan kepada saya.