Karena merasa curiga saya segera menjapri sahabat saya. Saya minta dia membantu menyimak ulang puisi-puisi tersebut. Dan, taraaaaaa... Setelah dicek menggunakan alat pendeteksi plagiat, namanya Plagiarism Checker, fix puisi-puisi kembar itu hasil copas!Â
Marahkah kami?Â
Sangat.Â
Tanpa babibu lagi, sahabat saya mengontak adik-adik yang telah berbuat curang itu. Menegur mereka habis-habisan.Â
Selain menasihati bahwa plagiasi adalah perbuatan sangat memalukan bagi seorang penulis, kami juga mengingatkan bahaya mencopas karya orang lain. Apalagi sampai mengakui sebagai karya sendiri. Jika karya itu memiliki hak cipta, bisa runyam si plagiator karena harus berhadapan dengan masalah hukum.Â
Saking marahnya, kami sempat akan membatalkan rencana membuat buku antologi puisi tersebut.Â
Bersyukur adik-adik peserta bersikap gentle. Mereka minta maaf dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatan curang itu lagi. Mereka masih ingin lanjut belajar menulis, memiliki buku, yang tentunya hasil karya mereka sendiri.Â
Karena seburuk apa pun karya kita, pembaca akan lebih respek dan menghargai ketimbang mencuri karya orang lain.Â
Intinya, jika ingin menjadi seorang penulis yang baik---penulis apa saja, baik fiksi maupun non fiksi, tanamkanlah sejak dini pada diri sendiri nilai-nilai kejujuran.
Sebab, sekali lancung ke ujian, seumur hidup orang tidak akan percaya, bukan?Â
Selamat menyongsong perhelatan akbar Kompasianival 2023. Selamat berkarya. Keep your honesty!Â