Iring-iringan tanpa suara itu berjalan semakin menjauh. Kami sudah melintasi padang rumput, perbukitan, lembah, ngarai, hingga berakhir di tepi pantai yang ombaknya bergulung-gulung tak kunjung henti.
"Di sinilah kita memulai prosesi kematian itu. Kamu, cobalah mengingat-ingat." Sosok yang menyerupai diriku berkata pelan tanpa menoleh. Aku mengangguk. Meski aku tidak yakin apakah aku bisa memunguti kembali memori penyebab kematianku.
***
Pasir putih yang hangat. Camar yang terbang melayang-layang di atas permukaan air laut. Ah, ya! Kedua hal itu sudah cukup menjadi jendela pembuka ingatanku.
Tapi ingatan tentang apa?Â
Pandanganku masih tertuju pada samudera biru yang luas membentang. Lalu, tiba-tiba saja sebuah kapal pesiar muncul dari kejauhan.
Itu Kapal Lady Lovibond!
"Kamu ingat sekarang? Siapa nama kita?" Diriku yang lain, yang masih belum beranjak dari sisiku, menegaskan. Aku mengangguk.
Ya. Aku ingat sekarang. Aku adalah Anette. Istri Simon Reed. Pemilik kapal pesiar Lady Livibond yang terkenal itu.
"Sekarang cari tahu bagaimana cara kita mati." Diriku yang lain memberi tantangan. Seketika wajahku berubah tegang.
Bukan hanya nama Simon yang muncul di kepalaku. Ada satu nama yang tak kalah penting. John Rivers.