"Tuan Pendekar..."
"Eits! Jangan tergesa-gesa anak muda. Kita belum bersenang-senang, bukan?. Bagaimana kalau kita minum tuak?"
"Maaf, Pendekar. Kali ini saya tidak bisa menemani minum tuak. Saya harus segera menyelamatkan nyawa seseorang."
"Tidak Busu! Kau harus menemani aku malam ini! Kita minum tuak sepuasnya sampai maboook! Bhuahahaha...!!!"
Pendekar Tanpa Bayangan melompat dari duduk bersilanya. Tangannya sigap meraih kendi di atas rak lalu menuang isinya ke dalam dua cawan berukuran sedang.
"Ayo minum!" Dijentiknya satu cawan menggunakan ujung jari. Rrrrrrr! Cawan itu berputar-putar di udara sebelum melesat menuju ke arah Busu.
"Hup!"
Terpaksa Busu meraih cawan itu karena tidak ingin isinya tumpah.
"Minuuum...ayooo minuuuuum!"
Glek, glek, glek.
Pendekar Tanpa Bayangan menenggak minuman yang terbuat dari fermentasi pohon nira itu hingga tandas. Merasa masih belum puas, ia menuang satu cawan lagi.