Apa yang terjadi ketika Rhesus bayi berbeda dengan Rhesus ibunya?
Dikutip dari American College Obsentricians and Gynecologist; ketika darah janin Rhesus positif masuk ke aliran darah ibu Rhesus negatif, tubuh sang ibu akan mengartikan darah janin sebagai benda asing. Tubuh ibu akan mencoba menghancurkannya dengan membuat antibodi Rhesus.
Antibodi ini kemudian melewati plasenta dan menyerang sel darah janin. Risikonya, sel darah merah bayi dapat hancur yang berdampak bayi akan kekurangan sel darah merah atau anemia hemolitik.
Tahu, bukan? Sel darah merah bertugas mengantar oksigen ke seluruh tubuh bayi. Bagaimana jika sel darah merah sampai hancur? Tentu kondisi ini sangat berbahaya dan bisa mengancam keselamatan bayi di dalam kandungan.
Nah, dengan melakukan tes darah dan Rhesus diharapkan incompatibilitas Rhesus bisa segera diatasi.
Dalam kasus semacam ini (incompatibilitas Rhesus), biasanya dokter merekomendasikan suntikan imunoglobulin Rh di bulan ketujuh masa kehamilan dan 72 jam pascapersalinan.
Imunoglobulin Rh berupa vaksin yang akan membantu mencegah tubuh ibu memproduksi 'antibodi Rh' yang dapat menyerang janinnya sendiri.
2. Tes Penyakit Seksual
Bagi calon pengantin, jangan ragu melakukan tes untuk mendeteksi penyakit yang satu ini, yaa. Meski pada umumnya penyakit seksual ditularkan melalui hubungan seksual (baik vaginal, anal, maupun oral), namun tidak menutup kemungkinan penyakit ini ditularkan juga melalui media yang telah terkontaminasi seperti; jarum suntik, handuk, pakaian basah, atau dudukan toilet.
Mendeteksi lebih dini kondisi kesehatan, khususnya area seksualitas sangatlah penting. Hal ini untuk membantu mencari solusi atau penanganan yang tepat ketika ditemukan gejala penyakit yang mencurigakan.