Atau --- barangkali Siska masih berkutat dengan pekerjaannya di dalam kamar?
Setengah berlari aku menghambur menuju kamar pengantin di mana terakhir kali aku melihat Siska.
"Sis!" Seruku seraya mendorong daun pintu.
"Sis-ka...?" Langkahku terhenti di ambang pintu. Bibirku mendadak terkatup rapat.
Di dalam kamar pengantin yang lampunya terang benderang, kulihat Siska tengah asyik merias seseorang.
Dan, seseorang yang diriasnya itu adalah --- aku!
***
Di sebuah tempat di pinggiran kota.
Lelaki itu melipat kertas koran di tangannya. Pandangannya masih tertuju pada setumpukan batu bata yang teronggok tak beraturan di samping sebuah bangunan tua yang lama dibiarkan kosong.
"Hh, untuk apa kauceritakan kembali kisah rumit ini padaku? Asal kautahu, otakku tidak secerdas dua puluh tahun silam. Aku juga sudah memutuskan untuk pensiun dari pekerjaanku." Lelaki itu bergumam jengkel.
"Please, bantu aku! Aku tidak akan tenang --- maksudku, sebelum kejadian aneh itu terpecahkan."