Vitamin C memang dibutuhkan oleh tubuh. Tapi hanya seperlunya saja yakni sekitar 120-200 mg perhari. Tidak ada manfaat lebih yang akan didapatkan dengan mengonsumsi Vitamin C dosis tinggi. Malah pemberian dosis tinggi bisa menimbulkan berbagai efek samping seperti; gangguan pencernaan, asam lambung, batu ginjal, sakit kepala, insomnia, dan lain-lain.
Sedangkan mengenai Vitamin D3 5000 IU dokter menjelaskan begini.
Seberapa Penting Pengaruh Vitamin D3 pada Penderita Covid-19?
Demi menambah wawasan tentang seberapa penting pengaruh Vitamin D3 terhadap pasien terpapar Covid, selain bertanya kepada dokter, saya juga berselancar di internet. Dan, alhasil menemukan cuplikan artikel menarik sebagai berikut.
Dalam suatu studi Kohort Retrospectif ditemukan adanya korelasi antara Vitamin D3 dan Covid-19. Studi ini dilakukan secara ekstensif terhadap 178 orang Indonesia (Raharusun et al, 2020). Â
Setelah mengesampingkan faktor seperti usia, jenis kelamin, dan komorbiditas, hasil studi tersebut menyimpulkan bahwa status Vitamin D3 punya kaitan erat dengan mortalitas pasien Covid-19. Risiko kematian meningkat sebanyak 10,12 kali pada pasien Covid-19 yang mengalami kondisi defisiensi Vitamin D3.
Oh, ya. Kadar normal Vitamin D3 dalam tubuh berkisar antara 40-60 nanogram per mililiter. Defisiensi Vitamin D3 penderita Covid kategori berat berada di bawah rentang 15 nanogram per mililiter.
Berapa Asupan Vitamin D3 yang Kita Butuhkan per Hari?
Jumlah Vitamin D3 yang kita butuhkan tergantung dari usia dan faktor risiko. Sesuai asupan gizi normal yang dianjurkan adalah; untuk dewasa 600-700 IU per hari; untuk usia lanjut (71 tahun ke atas) 800-1000 IU per hari.
Sebagai catatan, dosis bisa dinaikkan hingga 4.000 IU per hari jika dimaksudkan sebagai pencegahan dan terapi terhadap pasien dengan berbagai gangguan penyakit infeksi.