"Pulang? Pulang ke mana?" Aku bergumam. Dokter mengernyitkan dahi. Perawat yang berdiri di sampingnya membisiki sesuatu.
"Benar kamu tidak memiliki keluarga?" Dokter mendekatkan wajahnya yang berkaca mata. Aku mengangguk.
"Tapi perempuan ini sempat mengaku memiliki suami, Dokter," perawat menimpali ragu.
"Oh, ya? Siapa nama suamimu?"
"Sultan. Tapi saya lebih suka memanggilnya ...."
Sejenak suasana berubah menjadi hening. Sangat hening. Sampai otakku memerintahkan untuk berbuat sesuatu. Sesuatu yang sangat brutal. Â
Tiba-tiba saja kakiku sudah melompat dari tempat tidur. Menerjang selimut, menjatuhkan bantal, memutus selang infus dengan kasar.Â
Dan, sebelum meninggalkan ruang perawatan melalui jendela yang dibiarkan terbuka, kedua tanganku yang berkuku panjang mendorong keras tubuh dokter beserta asistennya. Hngga keduanya jatuh tersungkur mencium lantai.
Bersambung ....
***
Malang, 3 Juli 2021