Sampai kemudian adik ipar merasakan ada sesuatu yang agak janggal. Ketika salah seorang dari rombongan itu berdiri dan menanyakan kepadanya apakah ia memiliki sebilah belati.
"Kalau ada saya mau pinjam. Nanti tepat pukul 12 kami akan menyembelih seekor ayam."
Menyembelih seekor ayam di tengah malam? Adik ipar mengernyitkan alis.
"Boleh saya lihat ayam yang akan disembelih?" Adik ipar bertanya hati-hati. Si tamu menunjuk sebuah keranjang yang dibungkus kain hitam, yang rupanya sejak tadi diletakkan di sudut ruang tamu.
Tidak berhenti sampai di situ. Adik ipar segera berjalan mendekati keranjang yang dibungkus kain hitam itu. Serta merta dibukanya kain penutupnya dengan paksa. Dan, emosinya pun pecah!
"Kalian semua, silakan meninggalkan rumah saya sekarang juga! Kalau tidak, akan saya kerahkan warga untuk menghajar kalian!"
Saya yang sedari tadi duduk diam menyimak cerita di samping Ibu, sedikit bingung. Apa yang membuat adik ipar sedemikian marah?
"Ayam hitam cemani itu, Mbakyu. Hewan itu digunakan sebagai media klenik untuk mengirimkan niat jahat." Adik ipar seolah tahu apa yang sedang berkecamuk di dalam pikiran saya.
"Niat jahat? Semacam santet, maksudmu?" Saya mulai meraba-raba. Saya pernah mendengar kasak-kusuk soal kegunaan ayam cemani ini. Adik ipar mengangguk.
"Lantas siapa sasaran mereka?" Kembali saya bertanya. Dengan suara pelan.
"Sasarannya? Mbakyu!"