"Aku butuh pertolongan," ujarnya dengan napas terengah.
"Tapi dokternya belum datang," aku memberitahu.
"Kamu bisa kan, menolongku? Kepalaku terluka."
Tuan Kecik menunjukkan pelipis kirinya yang berdarah. Sembari duduk di hadapanku ia mengaku baru saja mengalami kecelakaan.
Tidak tega melihat keadaannya, aku segera memberikan pertolongan pertama, sembari menunggu kedatangan dokter.
Untunglah tak berapa lama dokter muncul. Usai memeriksa kondisi pasien yang terluka itu, dokter membuatkannya resep seraya berpesan, "Untuk sementara jaga lukanya agar tidak terkena air. Seminggu lagi kontrol. Akan kulihat perkembangannya."
"Semoga cepat sembuh," ujarku ketika pasien pamit pergi. Aku mengantarkannya hingga di ambang pintu.
Sepeninggal pasien itu, aku menutup daun jendela dan berniat merapikan peralatan medis yang baru saja dipergunakan.
Sementara dokter sibuk memilih anak kunci untuk menutup laci meja kerjanya yang masih terbuka.
"Loh, apa ini?!" Tiba-tiba dokter berseru lantang seraya mengeluarkan sesuatu dari dalam laci.Â
Buru-buru aku datang menghampiri.