"Hm. Itu sebabnya kau lantas mengajakku pergi menemui tukang pembuat peti mati itu?"
"Yup, betul sekali! Dari sanalah aku tahu, Tuan Martin sengaja memesan peti mati dengan ukuran khusus, lebih besar dan bersekat. Untuk apa? Pasti agar bisa memuat dua mayat sekaligus."
"Jadi pendeta itu sudah merencanakan pembunuhan terhadap Nona Scott dengan menguburnya hidup-hidup. Tapi apa motifnya?"
"Duh, sepupuku. Sepertinya kau ketinggalan banyak informasi. Nona Scott yang diberitakan hilang itu masih satu garis keturunan dengan pendeta tua itu. Nona Scott adalah anak tunggal yang mewarisi harta kekayaan amat banyak dari kedua orangtuanya yang sudah meninggal. Dan, pendeta tua itu sebenarnya mantan residivis yang tengah mengalami kesulitan ekonomi. Motifnya uang, Jhon. Uang! Bagaimana, kau mulai paham sekarang?"
Ah, kukira tak perlu menunggu Jhon mengaku paham dengan semua deduksiku. Ada hal yang lebih menarik dari sekadar membicarakan uang dan perebutan harta warisan.Â
Di luar. Matahari sudah memanggil. Waktunya berjemur, Sherlick!
***
Malang, 02 Mei 2020
Lilik Fatimah Azzahra
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H