Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Menikmati kebersamaan adalah Momen Idul Fitri Paling Berkesan

24 Mei 2020   07:52 Diperbarui: 24 Mei 2020   10:28 1098
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber:www.liputan6.com


Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar
Laa ilaa hailallahu Allahu akbar
Allahu akbar walillaah il hamd...

Lantun takbir berkumandang dari masjid-masjid dan surau-surau mengagungkan asma Ilahi Robbi. Hari kemenangan telah tiba. Ada rasa haru dan bahagia membuncah di dalam dada.

Alhamdulillah, ya, Allah. Kami telah usai menunaikan salah satu dari perintahmu. Yakni berpuasa wajib sebulan penuh di bulan suci Ramadan.

Semoga tahun depan Engkau masih berkenan mempertemukan kami dengan bulan yang penuh berkah ini. Yang tentunya jauh lebih baik, jauh lebih indah dari sekarang. 

Amiin...ya Rabbal alamin.

Bicara tentang Lebaran, bagi saya berkumpul di rumah Ibu bersama keluarga besar usai melaksanakan sholat Idul Fitri adalah saat-saat yang paling berkesan.

Antre sungkeman di pangkuan Ibu, saling berpeluk dan bermaaf-maafan, ramai-ramai makan bareng lalu dilanjut nyekar ke makam Bapak adalah momen indah yang selalu kami rindukan.

Nuansa Lebaran memang selalu terasa berbeda. Apalagi bagi kami yang jarang-jarang bisa berkumpul dengan keluarga besar. Menikmati kebersamaan sembari bertukar canda, saling berbagi cerita---meski hanya hal-hal kecil, cukup membuat perasaan rindu keluarga terobati.

Oh, iya. Ada tradisi unik di dalam keluarga besar kami di setiap merayakan hari Raya Idul Fitri. Yakni beramai-ramai berkunjung ke rumah salah satu Bulik saya---adik dari Ibu. 

Apa sebab? Yup. Beliau selalu memasak makanan dalam jumlah cukup besar dengan beraneka ragam menu kesukaan. Yakni masakan ndeso. Untuk itulah semua keponakannya merasa wajib datang ke sana untuk mencicipi masakan beliau. 

Biasanya rumah Bulik menjadi tujuan terakhir kami usai perjalanan panjang bersilaturahmi. Di mana perut sedang dalam keadaan lapar-laparnya.

Bisa dibayangkan, bukan? Keseruan berebut piring dan antre menyenduk makanan diselingi canda ria yang begitu gayeng.

Saya selalu memilih mengambil makanan paling akhir. Dan risikonya, sering kali saya kehabisan makanan. Atau hanya memperoleh sisa-sisa rerontokannya saja.

Tidak masalah. Nuansa gembira dan ceria tetap ikut saya rasakan.

Hanya saja saya terkadang tak habis pikir melihat masakan yang tersaji di atas meja. Pukul berapa Bulik saya itu mesti bangun untuk menyiapkan makanan sebanyak itu dengan menu yang beragam dan njlimet?

Tidakkah beliau merasa lelah? Karena seingat saya, tradisi makan bareng di rumah Bulik ini sudah berjalan puluhan tahun. Sedari anak-anak saya masih kecil hingga kini mereka sudah dewasa.

Ketika hal tersebut saya tanyakan langsung kepada Mbah Cantik---begitu saya memanggil Bulik saya, jawabannya sungguh di luar dugaan.

"Karena rasa syukur dan rasa sayangku pada kalian semua, tidak tidur semalaman pun rela aku jalani. Lelahku terobati dengan kedatangan kalian. Apalagi kalau kalian makannya lahap dan banyak."

Duh, jawaban tersebut membuat saya terharu dan bersegera mendoakan semoga Mbah Cantik senantiasa diberi kesehatan, panjang umur dan banyak rezeki. Agar kami keponakan-keponakannya terus bisa mencicipi masakan beliau yang lezat dan nikmat itu.

Akankah momen Lebaran  berkesan tersebut masih bisa kami temukan? Tentu. Terkecuali untuk Lebaran kali ini yang memang suasana serta kondisinya sangat tidak memungkinkan. 

Pandemi telah menjadikan semua kegiatan kita terbatasi. Kebersamaan yang selalu dirindukan di saat-saat Lebaran mesti ditangguhkan terlebih dulu. Ada yang lebih penting dari sekadar berkumpul-kumpul, jalan-jalan bareng, makan-makan bareng. Yakni memutus mata rantai penyebaran virus Covid-19 agar tidak terus berkembang.

Ingat imbauan pemerintah, yaa. Mudiknya untuk sementara dipending dulu. Rindunya juga. 

Dan, bagaimana dengan  masakan lezat Mbah Cantik? Gampang. Tinggal telpon saja. Pasti bisa langsung dikirim ke rumah!

Minal aidin wal faidzin. Mohon maaf lahir dan batin. Selamat merayakan Idul Fitri 1441 Hijriah dengan tetap tinggal di rumah saja.

***
Malang, 24 Mei 2020
Lilik Fatimah Azzahra

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun