Alangkah malunya diri kita terhadap para pejuang kemerdekaan di masa lampau, jika kita tumbuh dan berkembang menjadi generasi yang mudah berputus asa.
Mari kita telaah sejenak. Mereka---para pejuang kemerdekaan tersebut pada masanya hidup lebih sulit dari kita, lebih sengsara dari apa yang kita alami sekarang. Namun mereka tetap memiliki rasa optimis yang tinggi untuk terus memperbaiki keadaan. Yakni menjadikan kehidupan bangsa Indonesia jauh lebih baik dari sebelumnya.
Sudah menjadi hukum alam. Di setiap era akan selalu ada kesulitan. Dan di setiap kesulitan pasti akan ada jalan keluar. Tergantung bagaimana cara kita menyikapinya.
Tetap menumbuhkan semangat optimisme di dalam diri, meyakini bahwa setiap kesulitan bisa dilampaui, dan setiap musibah akan terlewati, tentu jauh lebih baik daripada menjadi pecundang yang mudah menyerah dan berputus asa.
Indonesia harus tetap bangkit!Â
Seperti halnya para pejuang yang tak henti mendengungkan semangat perjuangan untuk terbebas dari belenggu penjajah, maka kita pun di masa pandemi ini jangan berhenti mengumandangkan semangat untuk terus maju, bersatu padu melawan dan menanggulangi wabah.
Lebaran sebentar lagi tiba. Saatnya menunjukkan bahwa kita benar-benar serius memerangi pagebluk mendunia ini.Â
Dengan merayakan Lebaran di rumah saja, bersilaturahminya cukup lewat daring, selalu menjaga rentang jarak, menggunakan masker jika berada di luar rumah, rajin mencuci tangan, patuh pada pemberlakuan social distancing, mendukung pelaksanaam PSBB, dan bangga menjadi generasi optimis (bukan generasi micin), adalah salah satu bentuk apresiasi terhadap nilai-nilai luhur sejarah lahirnya Kebangkitan Nasional.
***
Malang, 20 Mei 2020
Lilik Fatimah Azzahra
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H