Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Artikel Utama

Berbagi Itu Puncak Tertinggi Bahagia, Jadi Segerakanlah!

8 Mei 2020   06:41 Diperbarui: 9 Mei 2020   09:01 1682
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bersama penghuni pondok lansia Al-islah Malang. Foto dokpri.

Selain itu konsistensi bersedekah walaupun sedikit merupakan awal dari bersedekah yang lebih banyak di kemudian Hari.

Ibnu Hajar mengatakan, "Tidak boleh meremehkan dan memandang rendah orang yang bersedekah dengan sedikit hartanya, sedikitnya saja sudah bisa menghindarkannya dari api neraka."

Berbagi Tidak Harus Berupa Uang
Yup, benar. Lebih seringnya saya berbagi rezeki tidak dalam bentuk uang, tapi berupa barang. Semisal berupa paket sembako atau makanan buatan saya sendiri.

Kala-kala saya membuat nasi kuning hanya untuk menyenangkan hati anak-anak yang tinggal di panti asuhan. Atau memasak puding untuk para penghuni pondok lansia yang lokasinya tidak terlalu jauh dari rumah tinggal saya.

Nasi kuning untuk anak-anak panti asuhan. Foto dokpri.
Nasi kuning untuk anak-anak panti asuhan. Foto dokpri.
Berbagi Kasih dan Ilmu
Bagaimana kalau sekiranya saya belum ada rezeki untuk berbagi? Apakah saya musti menyerah begitu saja? 

Oh, tidak! Saya tidak pernah kehabisan akal. Saya tetap berkunjung ke panti asuhan dengan setumpuk buku-buku. Memberi les Bimbel pada anak-anak di sana selama satu dua jam. Utamanya bagi mereka yang hendak menghadapi ujian.

Mendongeng di Panti Asuhan Al-Mustofa Kab.Malang. Foto dokpri.
Mendongeng di Panti Asuhan Al-Mustofa Kab.Malang. Foto dokpri.
Sedang bagi penghuni panti asuhan yang masih balita, saya biasanya mendongeng untuk mereka. Atau, adakalanya saya ujug-ujug bertandang ke pondok lansia, menemani oma-oma sekadar mendengarkan curhat mereka. 

Untuk kegiatan mendongeng dan mendengarkan curhat, saya lebih suka menyebutnya dengan berbagi kasih.

Bersama penghuni pondok lansia Al-islah Malang. Foto dokpri.
Bersama penghuni pondok lansia Al-islah Malang. Foto dokpri.
Sudah? Hanya itu?

Masih ada! Sebab berbagi itu sesungguhnya memiliki makna yang sangat luas. Tidak ada batasan ukurannya.

Sekalipun dalam situasi pandemi seperti sekarang ini, saya tetap bisa melakukannya. Semisal, berbagi ilmu tentang kesehatan, tentang manfaat senam Yoga, tentang dunia kepenulisan, tentang seni tata rias, dan lain-lain, meski secara daring atau lewat WA saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun