Spontan Pak Yose menjawab, "Oh. Jangan sampai keris itu ditemukan! Sebab benda pusaka itu sangat berbahaya."
"Lalu kemana kira-kira keris itu menghilang?" saya masih diliputi rasa penasaran.
"Bisa jadi keris itu moksa kembali kepada si pembuatnya." Pak Yose redup menatap kedalaman mata saya.
Saya pun terdiam.
Jelajah Museum Singhasari siang itu bagaimanapun juga harus usai. Sebelum pamit pulang saya mengamati sejenak silsilah Kerajaan Singhasari yang tertempel pada dinding.Â
Lama saya berdiri di depan kertas berukuran kurang dari satu meter itu.
Jujur. Dalam hati saya tidak bisa menyembunyikan rasa kagum sekaligus bangga. Terutama saat mata ini sampai pada urutan Dinasti Majapahit.
Tanpa sadar bibir saya bergunam. Inilah potret negeriku. Nusantara di masa lalu. Ia pernah mengalami zaman kejayaan di bawah kepemimpinan raja-raja yang luar biasa!
Dan, ketika diminta mengisi buku tamu, tanpa ragu saya meninggalkan selarik pesan.Â
Museum Singhasari, tetaplah menjadi lumbung peninggalan bersejarah. Agar anak bangsa tidak kehilangan jejak para pendahulunya.