Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Menapak Tilas Jejak Ken Arok di Gunung Mujur

15 Januari 2020   05:14 Diperbarui: 23 Januari 2020   21:24 2760
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mbak Rini berjuang menapaki 100 anak tangga. Foto dokpri

Makam Keramat
Begitu melihat penampakan anak tangga yang mengular, mata kami langsung berbinar. Huft, akhirnya kami sampai juga. Ucapan selamat datang pun terbaca oleh kami.

Eits, tapi perjalanan ternyata belum usai. Kami masih harus menapaki 100 anak tangga untuk bisa sampai di puncak.

Duh, sebenarnya tempat apa sih ini? Masa iya, Ken Arok dan Ken Umang bertemu di tempat seperti ini? Pertanyaan-pertanyaan itu mulai mengusik benak saya.

Mbak Rini berjuang menapaki 100 anak tangga. Foto dokpri
Mbak Rini berjuang menapaki 100 anak tangga. Foto dokpri
Dengan napas ngos-ngosan dan diiringi ribuan nyamuk yang tak kunjung pergi, akhirnya 100 anak tangga berhasil kami lalui. Selanjutnya, kami melihat sebuah bangunan---semacam gubuk, berada di tempat ketinggian. Tersembunyi di antara pepohonan rindang dengan aura yang agak menyeramkan. 

Saya celingak-celinguk. Berharap ada orang yang menyambut kedatangan kami.

Syukurlah. Kami melihat seseorang muncul dari gubuk sederhana itu. Seorang Bapak, usia paruh baya, menjawab pelan salam kami. Lalu mempersilakan kami masuk.

Astaga! Ternyata di dalam gubuk itu terdapat sebuah makam dengan ukuran yang cukup panjang. Uniknya, posisi makam terlihat tidak lazim. Jika pada makam kebanyakan posisinya menghadap arah Utara dan Selatan. Tapi makam tersebut arahnya mujur. Ke arah Timur dan Barat.

Makam keramat. Foto dokpri
Makam keramat. Foto dokpri
Barangkali inilah awal mula tempat ini disebut sebagai Gunung Mujur.

Diiringi aroma dupa yang menguar, Pak Supriadi---atau biasa dipanggil Pak Pri, memperkenalkan dirinya sebagai juru kunci makam. Beliau mengaku sudah lebih dari 5 bulan tidak turun gunung karena diserahi menjaga makam keramat yang diyakini oleh penduduk setempat sebagai makam Seta Kumintir, seorang patih dari Kerajaan Blambangan.

Bp. Supriadi juru kunci makam. Fot dokpri
Bp. Supriadi juru kunci makam. Fot dokpri
Seta Kumintir? Tapi mengapa pada pintu gubuk tertera nama Ki Ageng Kertodjojo?

Plakat di pintu makam keramat. Foto dokpri
Plakat di pintu makam keramat. Foto dokpri
Kertodjoyo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun