Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Novel [4] | Goodbye Nightmare!

14 Desember 2019   15:04 Diperbarui: 14 Desember 2019   15:15 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber:videoblocks.com

Bag-4

Sebuah Pesan Singkat

---------

Laquita.

Ia baru saja menghempaskan tubuh di atas ranjang ketika Inta membuka pintu kamar dan masuk dengan wajah murung. "Kalau kau menjadi aku, apa yang akan kau lakukan?"  kakaknya itu bertanya seraya duduk di ujung tempat tidur.

"Konteksnya apa dulu. Kalau serius, aku akan segera mengambil tindakan," Laquita menyahut seraya memeluk guling.

"Tentang sebuah hubungan---ketika salah satu dari kita sengaja melanggar komitmen yang telah disepakati."

"Komitmen macam apa?"

"Semacam yang pernah kau katakan padaku."

"Oh, kalau kau mengambil contoh hubunganku dengan Jeremy, sejauh ini kami baik-baik saja. Kami saling menjaga."

"Kau beruntung. Maksudku---kalian."

"Kau tidak sedang membicarakan masalahmu sendiri, bukan?" Laquita beranjak bangun. Menelisik wajah kakaknya baik-baik. Dan ia baru menyadari, wajah cantik di hadapannya itu terlihat begitu tertekan.

"Kau sepertinya butuh rileks, Inta. Kusarankan padamu, pergilah bersenang-senang. Akhir-akhir ini kulihat kau terlalu sibuk dengan pekerjaanmu," Laquita berkata bersungguh-sungguh.

"Kau mau menemaniku?" Inta mencondongkan badan. Meraih guling di dekat kaki adiknya, lalu memeluknya.

"Tunggu. Aku lihat jadwal kuliahku dulu."

Laquita berdiri. Membuka laci meja yang terletak di sudut kamar, mengambil note book dan mengamati catatan kecil yang berderet rapi di sana.

"Pekan ini aku bisa mengantarmu, Inta. Tapi hanya mengantarmu. Aku tidak bisa menemanimu."

***

Pilihan jatuh pada Wooden House yang terletak di ketinggian 1.340 mdpl. Selain lokasinya tidak terlalu jauh, masih di dalam lingkungan kota tempat tinggal, fasilitas yang ditawarkan pun cukup memadai. Deborah yang merekomendasikan tempat itu, ia telah beberapa kali berkunjung dan menginap di sana.

"Kau nge-date lagi malam ini, Quit?" Inta bertanya. Laquita mengangguk.

"Tapi aku ingin mengantarmu dulu."

"Sorry, aku merepotkanmu."

"Sudah semestinya. Kau kan kakakku. Tentu saja aku lebih memprioritaskan kepentinganmu ketimbang..."

"Ketimbang pria bertopeng itu?"

"Tidak, bukan begitu maksudku. Ini hanya soal jadwal, Inta. Kami---aku dan Jeremy tidak pernah bertemu di siang hari. Jadi aku memiliki waktu luang untuk mengantarmu sampai ke Wooden House itu."

Pembicaraan terputus. Ponsel Laquita berkedip-kedip.

Malam nanti temui aku di green park.

Pesan singkat dari Jeremy.

***

Satu dua pengunjung taman mulai pergi meninggalkan area green park. Kecuali pria bertopeng itu. Ia masih bertahan duduk di sebuah bangku.

Segerombolan anak muda menyeruak, entah dari mana datangnya. Mereka membentuk pagar betis melingkar, mengelilingi pria bertopeng yang tengah termenung menatap kejauhan. 

Salah seorang dari gerombolan anak muda itu mendadak menyerang, membekap mulut pria bertopeng itu menggunakan sapu tangan.

Pria bertopeng tidak sempat memberikan perlawanan. Ia hanya menggelepar sebentar. Lalu seseorang menyemprotkan cairan dalam botol berulang-ulang ke arah matanya, membuatnya jatuh tersungkur tak sadarkan diri.

Taman kembali sepi. Hanya embus angin sesekali melayang menyentuh permukaan dedaunan. Menimbulkan bunyi gemerisik.

Bersambung....

***

Kisah sebelumnya 1, 2, 3

Malang, 14 Desember 2019

Lilik Fatimah Azzahra

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun