Tapi tunggu. Lihatlah aku, Sayhrul! Aku tidak mati, bukan? Aku masih hidup. Kaulah yang sudah mati! Jasadmu-lah yang ditemukan terbujur kaku di atas pembaringan merah, di dalam kamar yang selalu kau pesan setiap kali kita menumpahkan rindu.
Kuseka darah yang merembes dengan kedua tangan. Kubasuhkan darah itu ke seluruh permukaan wajahku.
Hooiii, Sayhrul! Apakah di neraka kau masih bisa mengingatnya? Bagaimana caraku membunuhmu?Â
***
Malang, 06 Desember 2019
Lilik Fatimah Azzahra
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!