Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Keseruan Kompasianival dan 8 Kompasianer yang Kurindu

21 November 2019   09:59 Diperbarui: 21 November 2019   10:16 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto dokpri by pixiz

Selama ini saya hanya mempercayai satu hal; yang layak dirindukan itu adalah mantan. Tapi ternyata saya keliru. Ada juga yang patut dirindukan selain mantan, yakni teman-teman penulis Kompasiana atau biasa disebut dengan Kompasianer.

Hadir di ajang Kompasianival sungguh merupakan kenangan indah yang tidak akan pernah terlupakan. Betapa tidak. Jika selama ini kita hanya bisa menikmati wajah-wajah dalam PP berukuran kecil, di ajang Kompasianival-lah kita bisa langsung bersitatap muka, bersilaturahim dan berbincang gayeng dengan penulis-penulis handal yang selama ini hanya kita kenal lewat dunia maya.

Saya pernah merasakan kenangan indah itu. Keakraban yang ngangenin.

Dan inilah 8 Kompasianer yang berhasil membuat hati saya merindu.

Thamrin Dahlan

Saat pertama kali saya muncul di halaman luas Lippo Mall Kemang tahun 2017 silam, orang yang pertama yang bertemu saya adalah Pak Thamrin Dahlan. Beliau duduk di sebuah kursi bersebelahan dengan saya. Lalu kami saling melempar senyum dan bersalaman.

Sosoknya ramah dan berwibawa. Membuat saya betah berlama-lama berbincang dengan beliau. Dan tahu-tahu kami sudah begitu akrab. Berbicara soal apa saja. Terutama seputar dunia kepenulisan dan penerbitan buku-buku.

Matur nuwun nggih Pak Thamrin, semoga Bapak selalu diberi kesehatan. Dan semoga pula kelak kita bisa bersua lagi.

Yon Bayu

Sosoknya terkesan misterius dan pendiam. Garang jika sudah menulis opini. Jujur, awal-awal berpapasan dengan beliau di Kompasiana, saya merasa keder. Setiap kali Mas Yon nungul di laman saya dan memberi komentar, keringat dingin sontak bercucuran. Ndredeg. Saya takut dikuliti seperti laiknya ia menguliti buah pemikiran orang-orang yang dianggapnya tidak logis.

Namun, di balik kegarangannya tersebut, Mas Yon ternyata sosok yang humble. Ramah dan tidak sombong.

Saya bertemu Mas Yon di ajang Kompasianival 2017. Di mana kami sama-sama berdiri dalam satu panggung untuk menerima penghargaan. Mas Yon peraih Best in Opinion. Dan saya peraih Best in Fiction dan People Choice. Saya masih ingat. Saat beliau membantu membawakan 2 piala saya, beliau berseloroh, "Uedan tanan! Yang lain dapat satu, kamu dapat dua!"

Terima kasih Mas Yon. Sudah menjadi duda terkeren---ups, teman terkeren selama saya menulis di Kompasiana.

Listhia H Rahman

Mungil, cantik, jago nari dan piawai menulis. Siapa yang tidak mengenal Listhia? Kami bersua juga di Kompasianival 2017. Satu panggung. Ia penerima award kategori Specific Interest.

Malam itu bubar perhelatan kami jalan bareng untuk makan malam dan berkaraoke---entah di mana, saya lupa. Meski hanya sempat ngobrol beberapa jam di dalam mobil dan ruangan yang remang-remang, saat ber-say good bye, saya merasa bahwa Listhia telah berhasil menumbuhkan benih-benih rindu yang membuat saya kelak ingin berjumpa dengannya lagi.

Tengkyu say Listhia. Aku kagum padamu!

Tutut Setyorinie

Cantik, berbakat dan ramah. Itulah kesan pertama saat bertemu dengan gadis yang pintar menulis fiksi ini. Meski sudah beberapa kali berkolaborasi dalam antologi cerpen, bertemu secara nyata baru di ajang Kompasianival 2017 silam. Kesempatan tersebut tidak kami sia-siakan. Kami ngobrol banyak. Dan saat berpisah, kami berjanji kelak pasti bertemu lagi.

Say Tutut, keep writing ya!

Muthiah Alhasany

Sosoknya periang, aktif dan enerjik. Piawai menulis seputar Negeri Turki. Salah satu dedengkot komunitas Clickompasiana. Saya bertemu beliau pertama kali juga di tahun 2017. Kami ngobrol dan jalan bareng. Menghabiskan malam usai perhelatan Kompasianival di sebuah kafe. Berkaraoke dan bersenda gurau.   

Tahun ini beliau masuk sebagai nominee. Semoga lolos nggih, Bun. Sudah waktunya Bunda mendapatkan penghargaan itu. Sebab dedikasi Bunda untuk Kompasiana sangat luar biasa.

Indah Noing

Kecil, lincah dan ramah. Saya masih ingat, saat melihat saya kebingungan di halaman Lippo Mall Kemang, tahun 2017 lalu, Mbak Indah Noing tanpa ragu mendekati saya seraya menawarkan rujak manis. Sejak itu hati saya merasa tercuri. Kapan-kapan saya ingin bertemu denganmu lagi, Mbak. Ngobrol lebih lama lagi. Insya Allah.

Indira Salim

Sosok ramah ini setia menemani saya selama menunggu pengumuman award 2017. Kami ngobrol dan tertawa berhahah hihi. Berfoto-foto ria. Lalu berpisah dan saling berebut untuk mengucap kata, "Lain waktu kita jumpa lagi, ya!"

Makasih Mbak Indira. Senang bisa mengenalmu.

Abah Ragile

Humoris, ramah dan baik hati. Mengenal Abah mengingatkan saya pada sosok seorang Ayah. Dua kali kami bertemu di ajang Kompasianival. Pada tahun 2016 dan 2017. Tak cukup waktu rasanya berbincang-bincang dengan sosok yang menyenangkan ini. Insya Allah, nggih, Abah. Jika ada umur panjang, saya ingin duduk sebangku dan ngobrol lebih lama lagi dengan Abah.

Dan, akhirnya perhelatan akbar Kompasianival tahun 2019 tinggal 2 hari lagi. Sayang sekali saya berhalangan hadir. Namun saya berjanji akan ikut menyimak dari jauh seraya menitip rindu dan salam untuk teman-teman. 

Kompasianer, selamat menjalin keakraban!

***

Malang, 21 November 2019

Lilik Fatimah Azzahra

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun