Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cersil [Bagian 2] | Tembang Lelayu Lembah Senduro

1 Oktober 2019   07:55 Diperbarui: 26 Desember 2020   05:47 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber:www.wattpad.com

Sri Kantil menarik tangannya kembali. Lalu menundukkan kepala sedikit. Kini wajahnya bersentuhan dengan wajah dingin pendekar gondrong itu. Kabut yang menyertainya bergulung semakin liar. Tak ubahnya badai di tengah gurun pasir. Disertai debu-debu beterbangan menyesakkan napas.

Di antara suasana tak beraturan yang mencekam itu, Sri Kantil melatunkan sebait tembang Megatruh yang pernah diajarkan oleh Nini Surkanti.

Aja sipat tan pegat siyang myang dalu
Amuwun ing ngarsa mami
Nora pajar kang kinayun
Lah mara sira den aglis
Tutura mring jeneng ingong

(dari Serat Pragiwa)

Artinya:
Jangan terburu memisahkan antara siang dan malam
Menangislah di hadapanku
Bukan terang yang dikehendaki
Segeralah datang, sesegera mungkin
Bertuturlah atas namaku

Yang terjadi selanjutnya adalah, tubuh Sri Kantil terbanting keras ke atas tanah. Demikian juga dengan tubuh pendekar gondrong tak bernama itu. 

Sri Kantil terkulai lemas. Beberapa kali ia menyeka sudut bibirnya yang berdarah dan berbusa. Meski terluka dalam, Sri Kanti merasa lega.  Jurus Gelora Napas Buatan itu telah berhasil ia salurkan!

Napas Sri Kantil kian tersengal. Sekujur tubuhnya dibasahi keringat dingin. Selang beberapa menit tubuh ramping itu bergetar hebat bersamaan dengan menghilangnya kabut pekat ke angkasa.

Sekali lagi Sri Kantil merasakan satu hentakan hebat. Membuat tubuhnya terlempar dan mengejang. 

Dan sebelum benar-benar kehilangan kesadaran, gadis itu lamat-lamat mendengar seseorang berseru panik memanggil-manggil namanya.

"Sri...Sri Kantil! Bangunlah!"

Bersambung ke sekuel bag 3 Bunga Tejakusuma

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun