Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Seni Topeng Malang Asmoro Bangun, Tak Gentar Walau Melangkah Sendirian

28 Juli 2019   13:52 Diperbarui: 28 Juli 2019   17:55 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karya seni topeng Panji. Foto dokpri.

Bayu sedang mengukir kepala topeng. Foto dokpri.
Bayu sedang mengukir kepala topeng. Foto dokpri.
"Padahal saya sudah membuka kesempatan lebar-lebar untuk siapa saja, terutama para kaum muda di sekitar tempat tinggal saya untuk belajar membuat seni topeng malangan ini. Tapi, ya, begitulah, justru yang banyak datang untuk belajar mereka yang berasal dari luar kota," ujarnya dengan wajah agak murung.

Saya terdiam. Mendadak saya ikut merasa was-was. Akankah mata rantai kelak terputus hanya sampai pada sosok Handoyo? Jika sekiranya upaya menghidupkan seni budaya topeng malangan ini benar-benar tidak ada lagi generasi yang berminat melanjutkan?

Handoyo boleh jadi sudah berusaha memperkenalkan kesenian ini ke sekolah-sekolah menengah kejuruan atau lembaga-lembaga pelatihan di seluruh penjuru Kota Malang. Namun kembali lagi, seorang Handoyo tidak mungkin mampu berjuang sendirian tanpa adanya dukungan dan keikutsertaan dari pihak-pihak terkait yang berkompeten di bidangnya.

Ekspresi Unik dan Karakter Topeng Malangan Panji
Topeng malangan Kedung Monggo ini identik dengan sebutan topeng Panji. Bagi para penikmat sejarah tentu sudah tidak asing lagi dengan nama Panji, tokoh terkenal dalam sejarah kerajaan Kediri.

Yup. Panji Inu Kertapati alias Raden Panji Asmoro Bangun dalam catatan sejarah adalah putra mahkota dari kerajaan Jenggala. Kisah Panji Asmoro Bangun ini melegenda karena kisah percintaannya bersama Dewi Sekar Taji, putri dari kerajaan Kediri. Kisah asmara dua sejoli dari kerajaan yang sedang bermusuhan ini mampu menjadi inpirasi bagi para seniman Malang dan sekitarnya. Kisah tersebut kemudian diabadikan dalam bentuk karya seni berupa seni topeng dan juga sendra tari.

Pada pembuatan topeng Panji Kedung Monggo, dikenal sebanyak 74 karakter. Menurut Handoyo, karakter-karakter tersebut dibuat berdasarkan peran tokoh yang akan dimainkan. Ada karakter protagonis, antagonis dan tokoh jenaka.

Penulis di antara topeng-topeng. Foto dokpri
Penulis di antara topeng-topeng. Foto dokpri
Demikian pula dengan pewarnaannya. Setiap warna yang diulaskan pada wajah topeng menyiratkan simbol yang berbeda. Semisal warna putih sebagai simbol kesucian, warna hijau simbol keteduhan, biru dan hitam menenangkan, merah lambang keberanian dan kuning lambang kebijaksanaan.

Gelar Tari Topeng Malangan Sebagai Eksistensi Melestarikan Warisan Budaya Leluhur
Kita--saya dan Anda, sudah sepatutnya beracung jempol dan memberi apresiasi atas dedikasi para seniman semacam Handoyo ini. Karena di tangannya warisan nenek moyang tetap terjaga dan terus bertahan hidup.

"Pada hari-hari tertentu, kami rutin mementaskan tari topeng malangan ini. Dan insya Allah, pada tanggal 18 Agustus mendatang akan ada pagelaran sendratari topeng Panji di padepokan ini," Handoyo menyampaikan berita gembira dengan wajah sumringah.

Sanggar tari Asmoro Bangun. Foto dokpri diambil dari arsip padepokan.
Sanggar tari Asmoro Bangun. Foto dokpri diambil dari arsip padepokan.
Sebelum pamit, saya berjanji akan mengusahakan hadir untuk menikmati pagelaran tari spektakuler tersebut. Barangkali hanya itu yang bisa saya lakukan sebagai wujud penghargaan dan kekaguman saya atas perjuangan Handoyo---seorang anak bangsa yang gigih melestarikan warisan budaya leluhurnya.

Apakah Anda juga berminat ikut hadir dan duduk di barisan paling depan bersama saya?

***

Malang, 28 Juli 2019
Lilik Fatimah Azzahra

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun