Teman-teman ikut meramaikan bukan karena kiriman pulsa yang 50 ribu itu. Saya yakin! 50 ribu mah, apa. Bukanlah sebuah nominal yang membanggakan. Tapi itu juga bukan berarti sebuah penghinaan. Tidak ada sepercik pun dalam hati saya untuk menghina karya-karya bagus teman-teman sesama penggiat literasi. Sungguh, karya-karya kalian tidak bisa dinilai dengan uang seberapa pun.
Kalau sekiranya ada yang merasa kurang berkenan dengan embel-embel ucapan terima kasih saya yang ala kadarnya itu, saya mohon maaf. Saya hanya ingin mewujudkan rasa syukur dengan sedikit mengirimkan pulsa yang tidak seberapa. Jangan dinilai nominalnya, ya. Melainkan rasa persahabatan di antara kita.
Saya menghargai karya teman-teman seperti teman-teman menghargai karya-karya saya. Mbak Efi benar. Dalam komentar di lapak Maurin, sebuah puisi tidak pantas dihargai hanya 50 ribu rupiah. Tapi sekali lagi bukan karena nilai nominalnya di sini, ya, Mbak. Tapi keguyuban kami. Interaksi kami yang terjalin hangat.
Kembali ke artikel Maurin. Terima kasih ya, cantik. Sudah mengangkat soal Event saya dan Pak Dizzman. Semoga ke depannya kalau saya atau Pak Dizzman atau sahabat Kner yang lain mengadakan Event, banyak yang ikut berpartisipasi. Banyak yang berkenan meramaikan. Saling mendukung. Saling menghargai.
Selamat siang. Artikel ini sekadar tanggapan saya atas artikel Maurin. Salam hangat dan terus berkarya untuk semua.
***
Malang, 11 Juni 2019
Lilik Fatimah Azzahra
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H