Yuk kita cari tahu, apa yang terjadi pada sistem tubuh kita saat tidak mampu mengendalikan emosi.
Secara kajian biologi molekular, saat marah terjadi peningkatan konsentrasi neurotransmitter dompamine pada neuron otak. Semua terjadi pada limbic system (pusat emosi) di hypothalamus, setelah itu diteruskan ke hypophycis. Baru kemudian diteruskan ke bagian tubuh lainnya, seperti dihasilkannya hormon-hormon yang memacu denyut jantung, pupil mata membesar, dan lain-lain.
Hormon tersebut contohnya seperti epinefrin, serotonin, dan testosteron. Pada orang tua, hormon testosteron dan progesteron sudah mulai menurun. Hal tersebut mengurangi ambang batas kesabarannya sehingga dipicu sedikit akan mudah marah. Saat hormon seperti testosteron dan progesteron sedang dalam kondisi tidak seimbang, emosi seseorang akan menjadi kurang stabil.
Waah, tentu saja kita tidak ingin merusak organ tubuh kita dengan hal-hal yang tidak berguna, bukan?
Selanjutnya, sebuah hadist menyatakan,“Puasa adalah membentengi diri, maka bila salah seorang dari kamu di hari ia berpuasa janganlah berkata kotor dan jangan berteriak-teriak, dan jika seseorang memakinya atau mengajaknya bertengkar hendaklah ia mengatakan “Sesungguhnya aku sedang berpuasa.” (HR. Bukhari 1904 & Muslim 1151)
Rasulullah Saw mengajarkan kepada kita, agar ketika berpuasa, kita menjadi orang yang berwibawa, menjaga kehormatan dengan menghindari maksiat dan berusaha bersabar dalam setiap keadaan. Sekali lagi, bulan Ramadan adalah momen terbaik untuk belajar mengekang hawa nafsu. Saatnya meredakan kemarahan, menghapus segala bentuk perseteruan.
Yuk, kita raih kemenangan di hari yang fitri dengan kondisi sehat lahir dan batin.
Selamat menjalankan ibadah puasa. Semoga lancar sampai di hari kemenangan. Amin Allahuma amin.
***
Malang, 26 Mei 2019
Lilik Fatimah Azzahra