Sebelum membahas lebih jauh tentang dampak buruk nafsu amarah, ada baiknya kita simak dulu ilustrasi berikut ini.
Suatu hari kita sudah berbuat baik terhadap seseorang dengan meminjaminya uang. Ketika tiba waktunya menagih, orang yang berhutang kepada kita bukannya melunasi hutangnya, ia malah habis-habisan memarahi kita. Menuding-nuding kita dengan ucapan kasar, "Dasar manusia pelit, kikir, medit!" dan lain sebagainya.
Apakah menghadapi hal semacam ini kita masih bisa menahan amarah?
Satu lagi. Suatu sore kita terjebak jalanan macet. Mobil yang kita kendarai sama sekali tidak bergerak. Padahal kita sedang dikejar waktu untuk melakukan sesuatu yang penting. Kita lantas meluapkan emosi dengan memukul pintu mobil dan berteriak marah-marah,"Ini semua salah Jokowi!"
Dua ilustrasi di atas hanya contoh dari sekian banyak bentuk ekspresif kemarahan kita. Jika dihitung-hitung, berapa kali dalam sehari kita mengumbar amarah? Berapa orang yang sudah kita lukai perasaannya, baik sengaja maupun tidak?
Bersyukur Ramadan yang penuh berkah hadir kembali. Ramadan adalah semacam ajang candradimuka bagi kita khususnya umat Islam. Di dalamnya selama 1 bulan kita ditempa untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Diuji agar bisa mengendalikan hawa nafsu. Dan salah satu nafsu yang paling sulit diredakan adalah nafsu amarah.
Memang, manusia tidak bisa terlepas dari nafsu yang satu ini. Bahkan dalam satu hadist disebutkan,"Sesungguhnya Muhammad Saw juga manusia biasa, bisa marah seperti halnya manusia lain." (HR. Muslim)
Hadist tersebut menjelaskan, bahwa manusia seperti Rasulullah pun bisa tersulut emosi. Namun tentu saja kapasitas kemarahan beliau berbeda jauh dengan kemarahan kita. Rasulullah marah berkenaan dengan kepentingan agama bukan kepentingan pribadi.
Itu pun beliau tidak mengumbar kemarahan sampai berlarut-larut. Beliau mudah sekali memaafkan. Lah, kita? Kalah pemilihan ketua RT saja ngambeknya bertahun-tahun. Dendamnya sampai tujuh turunan.
Mari kita sudahi saja segala bentuk kemarahan yang sesungguhnya sangat merugikan diri sendiri. Sebab amarah itu lebih banyak mudaratnya daripada manfaatnya. Utamanya ditinjau dari segi kesehatan.
Yuk kita cari tahu, apa yang terjadi pada sistem tubuh kita saat tidak mampu mengendalikan emosi.
Secara kajian biologi molekular, saat marah terjadi peningkatan konsentrasi neurotransmitter dompamine pada neuron otak. Semua terjadi pada limbic system (pusat emosi) di hypothalamus, setelah itu diteruskan ke hypophycis. Baru kemudian diteruskan ke bagian tubuh lainnya, seperti dihasilkannya hormon-hormon yang memacu denyut jantung, pupil mata membesar, dan lain-lain.
Hormon tersebut contohnya seperti epinefrin, serotonin, dan testosteron. Pada orang tua, hormon testosteron dan progesteron sudah mulai menurun. Hal tersebut mengurangi ambang batas kesabarannya sehingga dipicu sedikit akan mudah marah. Saat hormon seperti testosteron dan progesteron sedang dalam kondisi tidak seimbang, emosi seseorang akan menjadi kurang stabil.
Waah, tentu saja kita tidak ingin merusak organ tubuh kita dengan hal-hal yang tidak berguna, bukan?
Selanjutnya, sebuah hadist menyatakan,“Puasa adalah membentengi diri, maka bila salah seorang dari kamu di hari ia berpuasa janganlah berkata kotor dan jangan berteriak-teriak, dan jika seseorang memakinya atau mengajaknya bertengkar hendaklah ia mengatakan “Sesungguhnya aku sedang berpuasa.” (HR. Bukhari 1904 & Muslim 1151)
Rasulullah Saw mengajarkan kepada kita, agar ketika berpuasa, kita menjadi orang yang berwibawa, menjaga kehormatan dengan menghindari maksiat dan berusaha bersabar dalam setiap keadaan. Sekali lagi, bulan Ramadan adalah momen terbaik untuk belajar mengekang hawa nafsu. Saatnya meredakan kemarahan, menghapus segala bentuk perseteruan.
Yuk, kita raih kemenangan di hari yang fitri dengan kondisi sehat lahir dan batin.
Selamat menjalankan ibadah puasa. Semoga lancar sampai di hari kemenangan. Amin Allahuma amin.
***
Malang, 26 Mei 2019
Lilik Fatimah Azzahra
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H