Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Pembunuh Bayangan Itu Bernama Plastik!

10 Mei 2019   20:24 Diperbarui: 10 Mei 2019   20:31 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada awal-awal plastik ditemukan, tentu diharapkan memberi manfaat atau daya guna yang besar bagi kehidupan manusia. Sifatnya yang ringan,  lentur dan mudah dibentuk menjadikannya sebagai benda pilihan paling favorit dalam kehidupan sehari-hari.

Hal ini berlangsung berabad-abad lamanya. Mari kita tengok sejenak. Berapa banyak benda terbuat dari plastik menguasai rumah kita? Mulai dari barang-barang yang terpajang di ruang tamu, perabot di ruang tidur, peralatan dapur, mainan anak-anak, hingga perlengkapan kamar mandi.

Plastik sesungguhnya tidak hanya berkuasa sebatas kehidupan rumah kita. Tapi ia juga sudah menguasai dunia. Hampir dipastikan seluruh manusia di bumi ini tak ada yang tidak pernah bersinggungan dengan plastik. Tak ada tanah atau air yang tidak bersentuhan dengan plastik.

Meski pada kenyataannya benda yang semula dielu-elukan dan dianggap sangat bermanfaat itu, memiliki sisi gelap yang menakutkan. Plastik semakin ke sini telah berubah menjadi monster yang sangat mengerikan dan berbahaya bagi kelangsungan mahluk hidup dan kelestarian lingkungan alam di bumi. Hal tersebut dikarenakan kandungan zat kimia bisphenol A (BPA) yang sulit diurai oleh bakteri.

Kontroversi akan manfaat dan bahaya benda bernama plastik pun ini terus bergulir. Berbagai upaya untuk meminimalkan dampak bahaya plastik gencar digaungkan nyaris di seluruh penjuru dunia. Mengingat telah begitu banyak jatuh korban, baik manusia, hewan maupun lingkungan alam akibat pencemaran yang berasal dari benda berbahan dasar polymer ini.

Kendati sadar akan bahaya plastik sudah sedemikian miris, toh manusia tidak bisa benar-benar lepas dari ketergantungan terhadap plastik. Produksi alat-alat rumah tangga dari plastik terus berkembang pesat. Sungguh sangat ironis. Manusia menciptakan benda yang bisa membunuhnya sendiri. Menganggap benda itu sangat berguna meski pada sesungguhnya sangat berbahaya.

Namun demikian tidak ada kata terlambat untuk mulai memerangi pembunuh tak terlihat bernama plastik itu. Dengan langkah awal menumbuhkan kesadaran akan pentingnya menjaga kelestarian dan keseimbangan lingkungan alam. 

Lantas bagaimana upaya kita menyikapi dan memperkecil dampak bahaya penggunaan plastik sekali pakai? Berikut tips sederhana yang bisa kita lakukan.

1. Back to Nature 

Sejauh ini kita terbiasa menggunakan sedotan plastik untuk minum dari air kemasan saat berada di luar rumah atau sedang bepergian. Mulai sekarang sebisa mungkin kita usahakan membawa sedotan sendiri yang terbuat dari bambu atau bahan ramah lingkungan lainnya. Kita bisa mencuci, menyimpan dan memakainya kembali saat dibutuhkan.

2. Membawa Botol atau Tempat Nasi Sendiri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun