Jadi kesimpulannya, doa-doa yang dipanjatkan adalah segala bentuk pengharapan yang merujuk kepada kebaikan. Permohonan atau permintaan yang didasari oleh keadaan agar berubah menjadi jauh lebih baik dari sebelumnya.
Selanjutnya kapan dan dalam situasi apa doa tersebut akan termustajabah?
Masih menurut Islam, doa-doa akan sampai ke pintu langit pada waktu-waktu tertentu. Seperti; ketika sedang membaca Al Quran, usai menunaikan sholat wajib, di sepertiga malam usai sholat tahajud, saat berpuasa dan ketika menjalankan ibadah haji.
Sedang dalam memunajatkan doa, Islam mengenal yang namanya adab dalam berdoa. Salah satunya: meminta dengan 'suara menenangkan', berdoa tidak berlebihan, tulus ikhlas dari hati yang berserah.
Tentang'suara menenangkan' dan berdoa tidak berlebihan ini dikisahkan, pada malam Perang Badar Rasulullah sepanjang malam berdoa dengan khusu' sembari mencucurkan airmata mohon pertolongan Allah dengan suara selembut-lembutnya. Beliau mengulang doanya berkali-kali hingga jubahnya terjatuh.
Allah ta’ala juga berfirman,“Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas” (QS. Al-A’raaf : 55).
Namun demikian Rasulullah saw pernah bersabda,”Akan datang suatu kaum yang berlebih-lebihan dalam berdoa.”
Wallahu a'lam bis-shawab. Hanya Allah sendiri yang Mahatahu.
***
Malang, 24 Februari 2019