Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Menggenggam Kearifan Pesan Moral dari Syair Gurindam

12 Februari 2019   09:49 Diperbarui: 12 Februari 2019   11:25 915
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pagi yang indah untuk ngobrolin Gurindam. 

Yuk, langsung saja kita cari tahu definisinya, ya. 

Apa itu Gurindam?

Gurindam termasuk karya sastra Melayu lama yang berbentuk puisi. Terdiri dari dua baris kalimat serta memiliki rima atau sajak yang jatuhnya sama.

Menurut KBBI: Gurindam adalah sajak dua baris yang berisi petuah atau nasihat.

Dalam penelusuran, Gurindam berasal dari kata Karindam (Bahasa India) yang artinya perumpamaan. Di mana pada baris pertama berisi persoalan, dan baris kedua berisi penyelesaian atas persoalan tersebut.

Gurindam bukanlah Pantun. Sekalipun amanat atau pesan yang ingin disampaikan sama. Namun penyajian yang disuguhkan berbeda.

Berikut perbedaan antara Gurindam dan Pantun.

Pantun:

-memiliki 4 baris; 2 baris sampiran dan 2 baris isi. 

-Sajaknya berima a-b-a-b (sajak bersilang). 

Gurindam:

-terdiri dari 2 baris, sajaknya berima sama. 

-Antara baris pertama dengan baris kedua saling berkaitan (satu sama lain tidak bisa dipisahkan).

Selanjutnya Gurindam dibedakan menjadi 2 bagian. Berdasarkan baris dan kandungan isi.

Gurindam berdasarkan baris:

1. Gurindam Berkait

Gurindam ini memiliki keterkaitan yang erat antara bait pertama dan bait berikutnya.

Contoh:

Jika kamu ingin selamat dunia akhirat, 
Sebelum ajal segeralah bertaubat

Barang siapa tidak mengenal Al Quran,
Sesat hidupnya tanpa tujuan

2. Gurindam Berangkai

Jenis Gurindam ini memiliki kata yang sama di setiap baris pertama pada bait-baitnya.

Contoh:

Jika bekerja tidak berhati lurus, jika bekerja tidak berhati tulus,
Maka pikiran akan mudah tergerus, pikiran tak karuan dan tubuh menjadi kurus.

3. Gurindam Serangkap

Gurindam serangkap hanya terdiri dari 2 baris saja.

Contoh:

Barang siapa lalai menjalankan sholat,
Maka Allah akan melaknat.

4. Gurindam Serangkap 4 Baris

Sesuai dengan namanya, Gurindam ini terdiri dari 4 baris.

Contoh:
Barang siapa meninggalkan sholat,
Akan menuntun ke perbuatan maksiat
Barang siapa melakukan maksiat,
Pasti mendapat siksa akhirat

5. Gurindam Bebas

Gurindam ini tidak terikat pada baris. Suka-suka penulisnya.

Contoh:

Apabila hati dirundung dengki,
Apapun itu tak dihargai

Apabila hati berkalang budi,
Hidup terasa indah tiada merugi

Jika hidup menopang baik,
Itu pertanda hatinya cantik  

Gurindam Berdasarkan Isi

1. Gurindam Nasihat

Gurindam yang membawa misi berisi nasihat-nasihat secara universal.

Contoh:

Selagi muda kejarlah ilmu,
Jangan sia-siakan usiamu

2. Gurindam Pendidikan

Gurindam ini lebih menjurus kepada mengingatkan akan pentingnya seseorang menuntut ilmu sebagai bekal menjalani kehidupannya.

Contoh:

Jika ilmu tidak sempurna,
Kelak hidup tidak berguna

3. Gurindam Cinta

Gurindam cinta berisikan untaian kalimat indah yang penuh dengan keharmonisan dan kemesraan.

Contoh:

Senyummu adalah penyemangat hari-hariku,
Maka mendekatlah selalu engkau di hatiku

Kekuatan Pesan Moral yang Terkandung dalam Gurindam 12

Menilik muasal Gurindam, sebagaimana sastra lain-- semisal Talibun, Karmina dan Pantun, Gurindam awalnya juga digubah oleh orang tidak dikenal (anonim). Namun demikian kita pernah memiliki penggubah Gurindam kenamaan di era tahun 1847, yakni Raja Ali Haji---seorang sastrawan sekaligus Pahlawan Nasional yang berasal dari Provinsi Kepulauan Riau.

Dari tangan dingin beliau lahir Gurindam 12 yang sangat terkenal dan sarat akan pesan moral itu.

Berikut 'cuplikan' Gurindam 12 karya Raja Ali Haji beserta kajian isi yang ingin disampaikan.

Pasal 1 (Tentang Keimanan kepada Allah)

Barang siapa tiada memegang agama,
Sekali-kali tiada boleh dibilangkan nama
Setiap orang harus beragama karena agama sangat penting. Orang yang tidak beragama akan buta arah dalam menjalankan hidupnya.

Barang siapa mengenal yang empat,
Maka ia itulah orang ma'rifat
Untuk mencapai kesempurnaan di dalam kehidupan, manusia harus mengenal empat hal. Empat hal tersebut adalah syariat, tarikat, hakikat dan makrifat.

Barang siapa mengenal Allah,
Suruh dan tegaknya tiada ia menyalah
Orang yang mengenal Allah SWT, pastinya ia menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

Pasal 2 (Tentang Rukun Islam)

Barang siapa meninggalkan sembahyang,
Seperti rumah tiada bertiang
Perumpamaan orang yang meninggalkan shalat seperti rumah tanpa tiang, karena sejatinya shalat adalah tiangnya agama.

Barang siapa meninggalkan puasa,Tidaklah mendapat dua termasa
Orang yang meninggalkan puasa wajib akan kehilangan kenikmatan kehidupan dunia dan akhirat.

Pasal 3 (Tentang Adab Menjaga Anggota Badan)

Apabila terpelihara mata,
Sedikitlah cita-cita
Kita harus mempergunakan mata dengan sebaik-baiknya, jangan sampai menggunakannya untuk melihat yang dilarang Allah SWT.

Apabila terpelihara lidah,
Niscaya dapat daripadanya faedah
Orang yang senantiasa menjaga bicaranya, ia akan memperoleh banyak manfaat.

Anggota tengah hendaklah ingat,
Di situlah banyak orang yang hilang semangat
Jagalah angota tubuh yang tengah (kemaluan), karena itu yang menyebabkan banyak orang kehilangan semangat hidup (jika terlanjur melakukan zina).

Pasal 4 (Tentang Pola Piikir, Menjaga Mulut dan Risalah Hati)

Hati kerajaan di dalam tubuh,
jikalau zalim segala anggota pun rubuh
Hati merupakan pusat kendali semua anggota tubuh, jika ia melakukan kezaliman akan menyebabkan kerugian semua anggora tubuh.

Apabila dengki sudah bertanah,
Datanglah daripadanya beberapa anak panah
Hati yang dengki akan merugikan diri sendiri.

Mengumpat dan memuji hendaklah pikir,
Di situlah banyak orang yang tergelincir
Berhati-hatilah dalam berbicara, banyak yang tergelincir hanya karena salah bicara.

Pekerjaan marah jangan dibela,
Nanti hilang akal di kepala
Jangan memperturutkan amarah, ia dapat menghilangkan akal sehat.

Jika sedikitpun berbuat bohong,
Boleh diumpamakan mulutnya itu pekong
Orang yang sudah terbiasa berbohong, jika berbicara pasti ada unsur kebohongannya meskipun sedikit.

Pasal 5 (Tentang Humaniora)

Jika hendak mengenal orang berbangsa,
Lihat kepada budi dan bahasa
Kita dapat mengenal suatu bangsa dari perilaku dan bahasanya.

Jika hendak mengenal orang yang berbahagia,
Sangat memeliharakan yang sia-sia
Orang yang bahagia adalah orang yang meninggalkan perbuatan tidak berguna dan sia-sia.

Jika hendak mengenal orang mulia,
Lihatlah kepada kelakuan dia
Orang yang mulia dan terhormat bisa dilihat dari sikap dan perilakunya.

Jika hendak mengenal orang yang berilmu,
Bertanya dan belajar tiadalah jemu
Orang yang berilmu tidak akan pernah bosan belajar dan mengambil pelajaran dari kehidupannya.

Pasal 6 (Tentang Kesetiaan dan Hubungan Interaksi)

Cahari olehmu akan sahabat,
Yang boleh dijadikan obat
Carilah sahabat setia yang mau membantu kita dalam setiap kondisi.

Cahari olehmu akan guru,
Yang boleh tahukan tiap seteru
Carilah guru bijaksana, yang bisa tidak menyembunyikan ilmunya dan dapat mendamaikan orang yang berseteru.

Cahari olehmu akan isteri,
Yang boleh menyerahkan diri
Carilah istri yang selalu berbakti kepada suami.

Pasal 7 (Tentang Adab Membawa Diri)

Apabila banyak berkata-kata,
Di situlah jalan masuk dusta
Orang yang banyak bicara, akan mudah melakukan kebohongan.

Apabila anak tidak dilatih,
Jika besar bapanya letih
Jika anak tidak dididik dengan benar, ketika besar ia akan menyusahkan kedua orang tuanya.

Apabila banyak mencela orang,
Itulah tanda dirinya kurang
Orang yang suka menghina orang lain, pertanda dirinya sendiri kurang sempurna.

Apabila mendengar akan aduan,
Membicarakannya itu hendaklah cemburuan
Jangan mudah terpengaruh dengan omongan orang lain.

Pasal 8 (Tentang Introspeksi Diri)

Kepada dirinya ia aniaya,
Orang itu jangan engkau percaya
Jika kepada diri sendiri saja ia melakukan aniaya, maka orang seperti ini jangan pernah dipercaya.

Lidah yang suka membenarkan dirinya,
Daripada yang lain dapat kesalahannya
Jangan suka menganggap diri sendiri paling benar dan suka menyalahkan orang lain.

Daripada memuji diri hendaklah sabar,
Biar pada orang datangnya khabar
Daripada sibuk memuji diri sendiri, lebih baik berbuat baik untuk orang lain.

Orang yang suka menampakkan jasa,
Setengah daripadanya syirik mengaku kuasa
Jangan menginginkan imbalan dari setiap bantuan yang kita perbuat.

Kejahatan diri sembunyikan,
Kebajikan diri diamkan
Sifat-sifat buruk dalam diri hendaknya disembunyikan, begitu pula kebaikan jangan dipamerkan.

Ke'aiban orang jangan dibuka,
Ke'aiban diri hendaklah sangka
Jangan menyebarkan aib orang lain, hendaklah sadar akan aibnya sendiri.

Pasal 9 (Tentang Godaan Setan)

Tahu pekerjaan tak baik tetapi dikerjakan,
Bukannya manusia yaitulah syaitan
Orang yang tetap mengerjakan perbuatan yang tidak baik padahal ia sudah tahu, berarti ia bukanlah manusia melainkan setan itu sendiri.

Kejahatan seorang perempuan tua,
Itulah iblis punya penggawa
Orang tua yang masih melakukan kejahatan, ia bagaikan pimpinan para setan.

Kepada segaia hamba-hamba raja,
Di situlah syaitan tempatnya manja
Jangan engkau tergoda akan kekayaan, karena di situlah tempat setan mempermainkan manusia.

Perkumpulan laki-laki dengan perempuan,
Di situlah syaitan punya jamuan
Perkumpulan laki-laki dan perempuan adalah tempat terbaik bagi setan melakukan godaannya.

Jika orang muda kuat berguru,
Dengan syaitan jadi berseteru
Masa muda harus digunakan untuk menuntut ilmu, sebab musuh setan adalah kebodohan.

Pasal 10 (Tentang Adab Terhadap Orangtua, Anak dan Teman)

Dengan bapa jangan durhaka,
Supaya Allah tidak murka
Jangan durhaka kepada orang tua, agar Allah tidak murka kepadamu.

Dengan ibu hendaklah hormat,
Supaya badan dapat selamat
Setiap anak harus patuh dan hormat kepada ibunya, agar selamat di akhirat kelak.

Dengan anak janganlah lalai,
Supaya boleh naik ke tengah balai
Tidak melalaikan tanggung jawab mendidik anak, maka akan bahagia dunia akhirat.

Dengan kawan hendaklah adil,
Supaya tangannya jadi kafil
Bersikap adil-lah kepada temanmu, agar ia dapat menjadi penolongmu kelak.

Pasal 11 (Tentang Kepemimpinan)

Hendaklah berjasa,
Kepada yang sebangsa
Hendaklah menjadi orang yang berjasa dan bermanfaat untuk bangsa.

Hendaklah jadi kepala,
Buang perangai yang cela
Jika kamu menjadi pemimpin, hilangkan perangai buruk dan tercela.

Hendaklah memegang amanat,
Buanglah khianat
Ketika seorang pemimpin diserahi amanat, jangan sampai mengkhianati masyarakat yang dipimpinnya.

Hendak marah,
Dahulukan hajat
Jika hendak melampiaskan kemarahan pikir dulu berulang lagi, apakah marah tersebut akan mendatangkan kebaikan atau malah sebaliknya.

Pasal 12 (Tentang Pemerintahan dan Kematian)

Raja muafakat dengan menteri,
Seperti kebun berpagarkan duri
Saling bekerjasama antara pemimpin dan anak buahnya untuk saling menjaga satu sama lain.

Betul hati kepada raja,
Tanda jadi sebarang kerja
Pemimpin yang adil kepada rakyatnya adalah pemimpin yang mendapat petunjuk dari Allah SWT.

Hukum adil atas rakyat,
Tanda raja beroleh inayat
Pemimpin yang mendapat petunjuk Allah SWT akan melaksanakan hukum yang adil bagi rakyatnya.

Ingatkan dirinya mati,
Itulah asal berbuat bakti
Bila manusia mengingat kematian, ia akan lebih bertakwa kepada Allah SWT.

Akhirat itu terlalu nyata,
Kepada hati yang tidak buta
Bagi orang yang tidak buta mata hatinya, akan meyakini bahwa akhirat benar adanya.

---------

Bagaimana? Indah dan sarat makna bukan? 

Di artikel ini saya hanya mencuplik sebagian karya beliau karena syairnya lumayan banyak. Jika Anda berminat mempelajarinya lebih jauh bisa melihatnya di sini.

Dan intinya; Semakin banyak membaca syair Gurindam, semakin banyak ilmu kehidupan yang kita genggam. 

Selamat pagi. Salam terus berkarya.

***

Malang, 12 Februari 2019

Lilik Fatimah Azzahra

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun