Lalu kugantungkan kenangan penuh warna itu pada sudut hatiku yang paling sulit dijangkau.
"Gerimis sudah habis, mengikis," bisik angin mengingatkanku. Aku melenguh. Menyeka embun yang menguap membawa sunyi. Membiarkan lembayung berubah kelam.Â
Saatnya untuk menutup kenangan.
"Esok kita akan bertemu lagi," aku melambai ke arah senja. Ah, tidak, lebih tepatnya melambai ke arah bayanganmu. Yang sejak tadi berdiri menatapku.Â
Entah, di mana.
***
Malang, 10 Desember 2018
Lilik Fatimah Azzahra
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H