***
"Apa yang menarik dari gerimis?" kutulis tanya itu pada buram kaca jendela. Di suatu senja yang lain.
"Tariannya. Yang menghentak rampak pada rerimbun semak. Lalu menyusup kuyup di sela-sela dedaunan menguncup. Dan merebah lelah di papar tanah berbongkah," jawab angin yang tetiba hadir tak kutahu dari mana muasalnya.
Kuhitung senja yang terlewati. Mengurai pintalannya yang mengusut helai demi helai.
"Sisakan untukku." Pintamu kala itu.
"Apanya?" aku mengernyit dahi.
"Kenangannya."
"Untuk apa?"
"Untuk seketip rindu yang kutahan."
Aku mengangguk. Menyisihkan setiap helai kenangan berwarna-warni.Â
Warna merah ketika kamu marah. Warna biru saat kita saling merindu. Dan rupa-rupa warna lain yang mewakili perasaan kita.