"Mana suami Ibu?" tanyaku tiba-tiba.Â
"Ia pamit keluar sebentar."
"Apakah ia tidak ingin mencari pelaku penusukan terhadap Dimas?" lanjutku.Â
Sesaat perempuan kurus yang duduk di sampingku itu terdiam. Lalu pandangannya beralih pada seseorang yang berjalan tergesa, yang baru saja masuk ke dalam ruangan.
"Bu Intan. Ini Kang Marto, suami saya," perempuan itu berdiri menyongsong suaminya. Dan laki-laki yang baru datang itu mengangguk ke arahku. Kemudian mengulurkan tangan.
Saat aku membalas uluran tangannya itulah aku melihat.Â
Pada punggung tangan laki-laki itu terdapat goresan panjang. Semacam luka yang belum sembuh.Â
***
"Loh, Bu Intan masih di sini?" sebuah suara mengagetkanku.Â
Dokter Iman, ia sudah berdiri di belakangku.
"Apakah sudah ada titik terang mengenai siapa penyerang gelap bocah ini, Dokter?" aku berdiri. Merapikan selimut Dimas yang tersingkap.