Aku nyaris bertanya banyak kepada Bu Dinda, ketika pembawa acara sudah naik ke atas panggung dan menyerukan susunan acara.Â
Aku mendapat giliran pertama.
"Dalam gebyar seni kali ini, ada yang istimewa. Ananda Kinasih akan berkolaborasi tari dengan salah seorang penghuni lapas ini. Mereka akan membawakan Tari Merak!"
Belum juga rasa terkejutku hilang, alunan musik tari sudah terdengar. Aku bergegas menaiki anak tangga panggung.
Dari arah pintu yang berbeda. Seorang perempuan cantik, mengenakan busana tari yang sama denganku, hanya berbeda warna, berdiri menatapku. Perempuan cantik itu kemudian tersenyum. Menganggukkan kepalanya sedikit.Â
Dan semuanya terjadi begitu saja. Kami tahu-tahu sudah menari bersama, dengan gerakan yang sama dan ekspresi wajah yang sama pula.
Ketika kami berdiri berdekatan--sangat begitu dekat, aku tidak menyia-nyiakan kesempatan baik itu untuk bertanya.
"Siapakah Anda?"
Perempuan itu tidak menjawab. Ia masih mengumbar senyum sembari melempar pandang ke arah kursi penonton.
Alunan gending Tari Merak sudah berakhir. Kami--aku dan perempuan cantik itu menyudahi tarian dan berdiri saling berhadapan. Saling memberi hornat.
Tepuk tangan penonton membahana. Memberi apresiasi atas penampilan kami berdua. Dan pembawa acara kembali naik ke atas panggung seraya melontarkan kalimat-kalimat penuh kegembiraan.