Belum juga Geni menjawab, terdengar derap langkah menaiki anak tangga.
Dua perempuan aneh itu rupanya sudah kembali.
"Pesta yang sungguh melelahkan. Kukira aku butuh tidur sebentar," Nyonya Besar berkata seraya berjalan menuju kamarnya. "Kau periksalah tawanan kita, El!"
El tidak menyahut. Hanya menyeret langkah menuju ruangan di mana Geni dan Lily berada.
***
Lily berdiri. Matanya menelanjangi sosok Geni tak berkedip.
"Kau pasti masih marah padaku. Lily. Tapi kuyakinkan sekali lagi bahwa aku sudah mengakhiri semua petualangan gilaku. Terutama sejak kematian Tuan Baron," Geni membalas tatapan Lily.
"Baguslah!" Lily menyahut ketus.
"Please, Lily, aku butuh pertolonganmu. Aku harus mengungkap kasus pembunuhan keji ini sampai tuntas. Jika tidak..." Geni beringsut. Kakinya yang semula tertekuk buru-buru diluruskannya.
Sejenak hati Lily diliputi rasa bimbang. Ingin sekali ia mengabaikan kata-kata Geni--lelaki yang amat dibencinya tapi sekaligus amat dicintainya itu.
Beberapa saat hati Lily berkecamuk. Antara keinginan membiarkan atau menyelamatkan.