"Bukankah kau ingin melupakan semuanya, El? Segala sesuatu yang berhubungan dengan masa lalumu yang kelam itu?" Nyonya Besar mengamati El tak berkedip. Bahu El seketika terguncang.
"Aku..."
"Baiklah. Biar aku yang memutuskan. Aku akan secepatnya mencuci otakmu!"
***
Malam itu sungguh malam yang sangat menyakitkan bagi El. Beberapa alat dipasang pada kepalanya. Rambutnya yang panjang terurai terpaksa dipangkas habis. Dicukur gundul. Plontos. Agar Nyonya Besar mudah memasang kabel-kabel beraliran listrik dan alat-alat kecil--yang sungguh, El sama sekali tidak memahami cara kerja alat-alat canggih itu.
El pasrah saja. Ketika alat-alat itu mulai bekerja dan ia merasakan kepalanya berdenyut hebat seolah hendak meledak.
Awalnya El berusaha bertahan. Tapi ketika ia benar-benar merasakan sakit yang luar biasa, perempuan itu tidak mampu menahan diri lagi. Ia menjerit sekuat tenaga. Melolong bagai serigala kelaparan di tengah keheningan malam.
Mendengar jeritan histeris El, Nyonya Besar bukannya merasa iba. Ia malah tertawa lebar. Merasa sangat puas. Baginya jeritan El adalah pertanda bahwa perempuan lemah itu telah berhasil membebaskan diri dari cengkeraman masa lalu.
Yap, El telah terlahir kembali sebagai pribadi baru.
Seharusnya begitu.
Tapi ternyata tidak.