Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Aku, Ibu, dan Bom Waktu

9 Oktober 2018   21:27 Diperbarui: 10 Oktober 2018   01:27 909
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Bocah itu dan Ibunya sudah bahagia di surga, Kus," Rahina menyodorkan segelas air putih. Aku meneguknya hingga tandas.

"Sekarang tidurlah kembali. Malam masih panjang," Rahina merapikan bantal dan menyelimuti kakiku.

Aku terpaksa menuruti nasihat Rahina. Meski jujur, mataku sulit untuk dipejamkan lagi.

Aku merasa lega ketika mendengar suara azan Subuh berkumandang. Bergegas aku turun dari pembaringan menuju kamar mandi dan segera membasuh wajahku yang keruh dengan air wudhu.

Saat sujud di rakaat terakhir, aku menempelkan dahiku berlama-lama di atas sajadah. Airmataku tumpah. Aku memanjatkan doa panjang sekaligus memohon ampun kepada Allah.

Doa panjang kupanjatkan khusus untuk Ibuku yang telah mendahuluiku. Kemudian untuk lelaki tua penambal ban yang pernah menyelamatkan hidupku. Lelaki yang melepaskan bom bunuh diri yang dipasang Ibu. Di pinggang kurusku. Dua puluh tahun silam.

***

Malang, 09 Oktober 2018

Lilik Fatimah Azzahra

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun