"Kau sempat mencatat nomor polisinya, bukan?"
Kembali Jhon menggeleng. Sungguh, ingin rasanya aku memelintir lengan sepupuku itu sekuatnya. Gemas atas tindakan cerobohnya.
"Tenang, detektif cantik. Perempuan bernama Mirza itu sempat menjatuhkan sesuatu," Jhon merogoh saku jaketnya. Sebuah benda kecil disodorkan ke arahku. Flasdisk.
"Kali ini aku memaafkan keteledoranmu, Brother!" Aku menepuk pundak sepupuku itu keras-keras. Sampai membuatnya meringis.
"Mari kita pelajari isi flasdisk ini, Jhon. Sesegera mungkin. Siapa tahu kita menemukan bukti baru untuk mengungkap kasus yang tampaknya tidak sesepele yang orang duga. Ada ikan kakap bersembunyi di balik ikan teri, Jhon."
Aku melenggang tenang menuju meja kerjaku. Mengabaikan polisi-polisi yang sibuk memeriksa apartemen yang sungguh--benar-benar amat kacau.
Bersambung....
***
Malang, 29 Agustus 2018
Lilik Fatimah Azzahra
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H