Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Wayang | Gelung Keling dan Wahyu Dharma Prabu Puntadewa

24 Agustus 2018   05:12 Diperbarui: 24 Agustus 2018   06:59 2193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : www.pinsdaddy.com

Akhirnya baik burung puyuh maupun rajawali merasa kasihan, tidak tega melihat tubuh kurus itu tak lagi berdaging. Keduanya pun segera menyudahi penyamaran, menjelma kembali menjadi dewa.

"Sesungguhnya kami datang untuk mengujimu, duhai, putra Pandu," ujar salah satu dewa yang menyamar itu seraya tersenyum.  

Lantas sejauh kisah ini bergulir, pesan apa yang sudah tersampaikan?

Ada saatnya kita kembali menjadi bukan siapa-siapa. Bahkan cicak pun tak perlu mengenali siapa diri kita. Namun setidaknya kita telah mencoba berbuat sesuatu. Sesuatu yang lebih baik dan lebih hebat dari kemarin.

Prabu Puntadewa boleh kalah dan menyerahkan seluruh tahtanya kepada kezoliman. Atau meninggalkan segala kemewahan raja diraja kepada yang tidak berhak. Tapi ia tidak boleh kehilangan siapa jati dirinya.

Oh, iya. Seperti biasa, adakah yang bisa menjelaskan apakah itu gelung keling dan Wahyu Dharma?

***

Malang, 24 Agustus 2018

Lilik Fatimak Azzahra

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun