Akhirnya meski menyimpan rasa sedih, Ki Dalang memutuskan menuruti saran istrinya. Ia segera naik ke peraduan. Sebab esok pagi ia harus tampil bugar saat bertemu dengan para pamong desa.
***
Sebelum Subuh Halimah sudah bangun. Menyiapkan uba rampe yang akan dibawa oleh suaminya. Bunga tujuh rupa, kemenyan, anglo dan arang, semua dimasukkan ke dalam satu tas besar.Â
Sementara pagi perlahan mulai merambah. Halimah pun bergegas menuju kamar untuk membangunkan suaminya. Di atas ranjang Ki Dalang Basuki tampak masih tertidur lelap.
"Pak, Bapak? Bangun. Sudah siang," Halimah menyentuh punggung suaminya yang wajahnya menghadap ke arah dinding.Â
Ki Dalang tidak bergerak. Masih diam.Â
"Pak?" sekali lagi Halimah mengulurkan tangan. Kali ini perempuan itu menggucang-guncangkan pundak suaminya agak keras.
Ki Dalang Basuki menggeliat. Lalu berbalik badan. Sontak Halimah terkejut. Tanpa sadar kakinya mundur beberapa langkah.Â
Halimah menahan napas. Ia melihat satu keganjilan di dalam diri suaminya.
Sejenak kemudian perempuan itu teringat sesuatu.Â
Kumbakarna!Â