Saling menjaga perasaan berarti kita mampu menghadirkan rasa nyaman di hati pasangan masing-masing. Tidak ada lagi rasa direndahkan atau saling merendahkan. Sedang saling menghargai artinya meletakkan posisi diri sesuai dengan kodratnya. Sebab menikah itu bukanlah sebuah ajang atau kompetisi yang harus memunculkan salah satu sebagai pemenang. Menikah adalah menyelaraskan dua hati. Menikah itu menyeimbangkan perbedaan yang ada agar bisa berjalan seia sekata menuju cita-cita mulia yaitu membangun mahligai rumah tangga yang sakinah, mawadah dan warahmah.
Jangan Biarkan Orang Lain Mengetahui Rahasia Dapurmu
Anakku, yang menjalani pernikahan itu engkau dan pasanganmu. Yang berhak menentukan keputusan terbaik dalam setiap permasalahan keluarga adalah kalian berdua. Jadi jangan biarkan orang lain ikut campur alias cawe-cawe di lingkar keluargamu. Apalagi sampai ikut sibuk mengurusi perihal pribadi rumah tanggamu. Tidak seorang pun berhak, Nduk. Tak terkecuali Ibumu yang melahirkanmu ini.
Maka ketika biduk yang kau tumpangi bersama suami ditimpa masalah, janganlah engkau atau suamimu mengadu kepadaku. Mengadulah kepadaNya, Nak. Kepada Tuhan yang telah memberi kesaksian atas pernikahan kalian. Sebab jika engkau mengadu kepadaku--Ibumu ini khawatir akan bertindak tidak semestinya, tidak bisa berlaku adil alias berat sebelah. Bukankah hal yang demikian tidak bakal menyelesaikan masalah? Bisa jadi malah semakin menambah masalah.Â
Sekali lagi mengadulah hanya kepada Allah semata--sang pemilik rencana kehidupan. Tetaplah berserah diri dan yakin bahwa di setiap ujian, apapun bentuknya Allah pasti akan memberi kunci jawaban.
Selamat menjalani bahtera rumah tangga yang penuh liku ini, anakku. Kayuhlah bidukmu dengan penuh semangat dan bahagia.
Doa terbaik Ibunda tak pernah putus mengiringi langkahmu.
***
Malang, 20 Juli 2018
Lilik Fatimah Azzahra
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H