Lalu kami berdua sama-sama terdiam.
Tapi tak berapa lama kemudian Abdul terbahak lagi. Begitu tawanya reda ia berujar, "Ente pasti nggak percaya, Dot. Ane pernah nekat membawa lari Ainun."
"Apa?!" lagi-lagi aku terlonjak kaget.
"Iya, Ane culik Ainun pas berada di kampus. Ane bawa ia ke rumah orang tua Ane di kampung."
"Trus kalian melakukan hal-hal tidak senonoh?"
"Tidaklah, Dot! Kan Ane juga ngerti soal agama. Ane cuma ingin memastikan apakah Ainun masih cinta sama Ane."
"Pasti dia lebih mencintai Abinya," aku menebak. Dan Abdul mengangguk.
"Ente benar, Dot. Seharian itu pas Ane bawa lari, Ainun nggak berhenti menangis. Ane sampai bingung dibuatnya. Lalu atas saran orang tua, Ainun Ane balikin."
Kali ini aku yang tertawa.Â
"Dari dulu, lu memang suka berbuat nekat Dul! Meski kadang kenekatan itu nggak bikin lu sukses."
"Yang penting Ane sudah berusaha Dot. Mengenai hasilnya wallahu a'lam."