Berdua dengan Gatotkaca, Antareja menghantam kepala Burisrawa tanpa ampun. Pukulan dasyat kedua ksatria membuat wayang berambut gimbal itu menggelosoh jatuh mencium tanah.Â
"Wong bagus...masih banyak kutu-kutu di kepalamu. Ayo, bangunlah!" Antareja berseru lantang. Suaranya menggelegar. Tidak lembut lagi.Â
Ya, Antareja sudah berubah ke wujud aslinya.Â
Melihat dua sosok gagah berdiri di hadapannya, Burisrawa terkejut bukan alang kepalang. Ia lantas mengiba-iba mohon ampun.Â
Sebenarnya dua ksatria putra Bima itu masih ingin bermain-main dengan kutu-kutu di kepala Burisrawa. Tapi Prabu Krisna dan Arjuna keburu datang.
"Sudah, hentikan!" Prabu Krisna turun tangan melerai. "Maafkan kelakuan Burisrawa. Lagi pula Dewi Sumbadra sudah tertolong. Ia telah hidup kembali."
Mendengar percakapan itu Burisrawa diam-diam pergi melipir menuju sungai. Bergegas mencuci bersih rambut gimbalnya. Ia sudah kapok, tidak ingin lagi berurusan dengan para ksatria keturunan Kurusetra. Ia  memilih berdamai.  Menggitesi  sendiri kutu-kutu di kepalanya.
***
Malang, 27 Maret 2018
Lilik Fatimah Azzahra
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H