Seketika Dewi Uma melonjak gembira. Hari itu juga ia turun ke bumi untuk mencari seekor sapi putih.
Sementara, sepeninggal istrinya Dewa Siwa segera beranjak dari tempat tidur. Kemudian menyusul turun ke bumi dan menyamar menjadi seorang penggembala sapi.
Singkat cerita Dewi Uma sampai di sebuah padang rumput yang sangat luas. Ia melihat seorang penggembala sapi tengah pulas di bawah rindang pohon mahoni. Sedang sapi-sapinya dibiarkan merumput di tengah padang.
Setengah sungkan Dewi Uma membangunkan pemuda gembala tersebut.
"Kisanak, apakah engkau memiliki seekor sapi berbulu putih?" Dewi Uma bertanya sopan. Pemuda gembala yang tak lain dan tak bukan jelmaan suaminya sendiri itu mengangguk.
"Bolehkah aku membelinya?"Â
"Untuk apa?"
"Untuk kesembuhan suamiku."
Sang Dewa Siwa dalam ujud gembala tersenyum. Ia masih belum percaya akan kesetiaan istrinya. Maka ia berniat untuk terus mengujinya.
"Aku tidak akan menjual sapiku," ujarnya seraya menyandarkan kepala.Â
"Ayolah Kisanak. Aku membutuhkan susu sapi berbulu putih itu. Aku ingin suamiku sehat kembali."