"Baiklah ananda Bambang, mulai sekarang nama kalian berdua berganti menjadi Petruk dan Nala Gareng," Ki Semar mengelus ubun-ubun kedua anak angkat barunya itu sebagai tanda pengesahan.
***
Singkat cerita, kehidupan dua Bambang pun ikut berubah. Mengikuti pola kesahajaan Ki Lurah Semar.Â
Sebagai yang dituakan, Ki Lurah Semar tak bosan memberi wejangan kepada ketiga anak angkatnya bahwasanya manusia di dunia ini dalam menjalani kehidupan hendaknya sebisa mungkin menghindari perilaku  adigang,  adigung  dan  adiguna.  Sapa  sira  lan  sapa  ingsun. Siapa aku dan siapa dirimu. Hidup itu harus saling menjaga toleran. Rendah hati. Jangan sombong. Apalagi merasa diri paling pintar, paling benar dan paling hebat. Sebab---masih menurut dawuh Ki Lurah Semar, di atas langit masih ada langit.
Sepertinya baik Kangmas Petruk maupun Nala Gareng merasa telah menemukan apa yang selama ini dicari. Maka keduanya tidak ragu-ragu lagi ikut mengabdikan diri sebagai  pangemong  ndoro-ndoro  atau yang lebih akrab disebut abdi punakawan.
***
Dalam satu lelakon, Kangmas Petruk pernah mengalami kejadian luar biasa. Tanpa sengaja ia tertimpa wahyu yang diperebutkan oleh dua ksatria yakni Bambang Priambodo dan Dewi Mustakaweni. Wahyu itu bernama Jamus Kalimasada.
Saat kedua ksatria itu perang tanding, Jamus Kalimasada tanpa sengaja terlempar dan manjing ke dalam tubuhnya. Akibatnya Kangmas Petruk menjadi semakin sakti. Dan itu membuatnya melupakan segala nasehat serta wejangan Ki Lurah Semar. Takabur mendadak muncul dalam dirinya.
Serta merta Kangmas Petruk mengubah wujudnya menjadi penguasa, Ratu di istana Loji Tengara. Bergelar Prabu Welgeduwelbeh alias Prabu Kanthongbolong.
Karena merasa tidak ada yang mampu menandingi kesaktiannya, membuat Kangmas Petruk kian jumawa. Ia menjadi pemimpin yang arogan. Bertindak sewenang-wenang. Kegemarannya berperang dan membuat  ontran-ontran  dikerajaan-kerajaan sekitarnya.
Tentu saja perilaku Kangmas Petruk ini sangat meresahkan. Dewa-dewa Kahyangan bahkan ikut membicarakan kelakuannya yang dianggap sudah melampaui batas. Maka diutusnya Ki Lurah Semar, satu-satunya yang bisa mengalahkan Kangmas Petruk.