"Saya merasakan kehidupan yang saya jalani sangat berat, Kyai. Sementara orang-orang di sana--termasuk  panjenengan, memiliki kehidupan yang jauh lebih baik dari saya."
"Kisanak, rezeki itu di tangan Allah. Semua sudah diatur olehNya. Sudah tercatat di  lauhul  mahfuz. Meski begitu kita harus tetap ihtiar dan berusaha."
"Saya sudah berusaha secara maksimal, Kyai. Tapi...."
"Kisanak, sebentar lagi matahari menampakkan diri. Ada satu sholat pembuka pintu rezeki yang sangat mustajabah. Namanya Sholat Dhuha. Lakukan sholat ini secara rutin. Maka kemudahan dan kelancaran insya Allah menyertaimu."
Kyai Sepuh berdiri. Diikuti oleh orang asing itu.
Sebentar kemudian tampak dua orang melakukan Sholat Dhuha bersama-sama.
***
Di luar langit menghampar cerah. Matahari baru saja menampakkan diri. Beberapa orang santri membuka pintu Mushola dengan riang. Satu dua orang membersihkan karpet di dekat mimbar di mana Kyai Sepuh sering duduk berzikir di sana.Â
Tidak seorang pun dari para santri itu menyadari bahwa sekitar satu setengah jam lalu, usai Sholat Subuh, seorang laki-laki tak dikenal berbincang dan melakukan sholat berjamaah bersama Kyai Sepuh. Kyai yang haul keduanya akan diperingati pada hari itu.
***
Malang, 04 Februari 2018