"Masih terbujur di kamar mandi. Oh, Rena, please...bantu aku. Sungguh sangat tidak nyaman berada di dalam tubuh seorang perempuan."
Kukira kami tidak perlu berlama-lama membicarakan hal-hal yang tidak penting. Waktu sudah sedemikian larut. Hampir menunjukkan pukul dua belas malam. Pikiranku tertuju pada Ayah Bryan. Pria berkumis tebal itu sebentar lagi pasti akan  datang menjemput.
"Kita ke kamar mandi sekarang, Renata. Kali ini kuharap kau masih mengingat beberapa mantra lagi untuk  mengembalikan Bryan ke tubuhnya semula," aku menggamit lengan Renata.
"Tunggu, Miss. Liz! Kukira kita terkecoh!" Renata berseru seraya menghentikan langkah.
Aku menatap murid cerdas itu tak berkedip.
"Ada apa, Renata?"
Renata menunjuk seseorang yang berdiri di belakangku.
"Anda lihat itu Miss. Liz? Bryan--ternyata ia baik-baik saja."
Bersambung...
***
Malang, 03 Februari 2018