Sesampai di depan rumah, saat hendak membuka pintu pagar, saya mendengar suara ribut-ribut. Beberapa orang berlarian. Seorang tetangga yang kebetulan lewat menyampaikan berita yang membuat saya terkejut.
"Orang itu, Mbak. Yang barusan punya hajat menikahkan putrinya. Ia ditangkap polisi. Ia buronan yang kabur dari penjara. Ia telah membunuh mertuanya dengan sebilah parang."
Dengan kaki gemetar saya buru-buru masuk ke dalam rumah. Meraih segelas air putih dan meneguk habis isinya hingga tak bersisa.
Duh, Gusti. Untunglah saat merias tadi saya tidak tahu siapa pria yang berjam-jam berada di dalam kamar menunggui saya. Andai tahu...
Ah, sudahlah, saya tidak berani membayangkannya.
***
Malang, 26 Januari 2018
Lilik Fatimah Azzahra
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H