Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Menikmati Sensasi Hujan Desember di Puncak Gunung Bromo

26 Desember 2017   13:02 Diperbarui: 28 Desember 2017   08:01 2313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anak tangga berjumlah 250 menuju puncak Bromo. Foto dokumen pribadi

Belum separuh perjalanan terlampaui, tubuh kami basah kuyup disertai gigil kedinginan. Motor mulai terseok menanjak melewati punggung perbukitan yang tertutup kabut.

Beruntung kami menemukan pos kecil di sekitar Bukit Teletubies yang terkenal indah itu. Namun sangat disayangkan, kabut pekat menghalangi penampakan bukit yang sedianya ingin kami abadikan.

Bukit Teletubbies tertutup kabut. Foto dokumen pribadi
Bukit Teletubbies tertutup kabut. Foto dokumen pribadi
Terjebak Lautan Pasir

Sensasi lain yang kami rasakan adalah ketika motor mulai melewati lautan pasir di sekitar kaki Gunung Bromo. Bau belerang mulai tercium terbawa oleh angin gurun. Tubuh kami kian menggigil. Hujan deras tak kunjung reda. Beberapa kali roda motor terjebak pasir.  Jadi acap kali motor terguling karena roda terbenam ruahan pasir.

Meski demikian aral hujan dan jebakan lautan pasir tak mampu menyurutkan semangat.  Kami terus meluncur menuju Bromo yang punggungnya mulai terlihat di kejauhan.

Kaki Gunung Bromo. Foto dokumen pribadi
Kaki Gunung Bromo. Foto dokumen pribadi
Sensasi Naik Kuda di Atas Lereng Bukit Terjal

Tantangan belum berakhir. Lautan pasir sudah terlewati, kini tinggal bagaimana cara mencapai puncak Gunung Bromo yang lumayan tinggi. Demi menghemat waktu dan tenaga, anak lanang berinisiatip menyewa jasa seekor kuda untuk saya. Masih ditemani hujan rintik-rintik yang tak kunjung henti, jadilah saya duduk di atas pelana kuda berbulu putih. Ada ketegangan sejenak ketika kuda putih berjalan gontai melewati lereng terjal berbatu. Seraya mengelus lembut punggung hewan berponi tersebut saya berbisik, "Hati-hati ya, sayang. Jalannya pelan-pelan saja..."

Siap-siap melanjutkan pendakian dengan kuda. foto dokumen pribadi
Siap-siap melanjutkan pendakian dengan kuda. foto dokumen pribadi
Bersama kuda putih berponi melewati lereng terjal. Foto dokumen pribadi
Bersama kuda putih berponi melewati lereng terjal. Foto dokumen pribadi
250 Anak Tangga Menuju Bibir Cantik Gunung Bromo

Belum sepenuhnya tantangan berhasil ditaklukan. Masih ada satu sesi lagi yang harus dilewati---yakni menapaki anak tangga gunung yang berjumlah 250. Wow!

Anak tangga berjumlah 250 menuju puncak Bromo. Foto dokumen pribadi
Anak tangga berjumlah 250 menuju puncak Bromo. Foto dokumen pribadi
Sedikit gamang saya berdiri tertegun menatap ketinggian. Duh, bisa nggak, ya.. saya sampai di puncak? Apalagi hujan kian bertambah deras.

Tiba-tiba anak lanang berbisik di telinga saya. Memberi saya semangat. Mama pasti bisa!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun