Masih berada di sekitar wilayah Desa Taji. Kedua air terjun ini memiliki keunikan. Posisi mereka bersebelahan, berada dalam satu area. Sungguh, keduanya seolah memberi contoh akan indahnya hidup rukun. Sementara suasana yang adem tentrem  menghipnotis pengunjung untuk duduk berlama-lama menikmati curahan air yang jatuh dalam ruahan bentuk yang berbeda.
Coban Siuk bentuknya meliuk-liuk memiliki ketinggian sekitar 90 m. Sedang Coban Sisir yang model curahan airnya seperti rambut keriting, berketinggian sekitar 3 m.Â
Seperti halnya Coban Jahe, untuk mencapai lokasi saya harus berjalan kaki sepanjang 1 km. Tenang, tidak perlu khawatir pegal dan lelah. Sebab Geliga Krim selalu setia menemani perjalanan saya.
Mengunjungi dua lokasi air terjun ini, butuh persiapan dan tenaga super ekstra. Tersebab medan yang harus ditempuh cukup berat. Untuk sampai ke area coban saya harus berjalan menuruni jalan berbatu sekitar 3 km dan menyeberang sungai yang airnya cukup deras. Karena letaknya tersembunyi di lereng bukit itulah yang berakibat tidak memungkinkan dibangun sebuah jembatan.
Sebenarnya masih banyak air terjun yang bisa dikunjungi di seputaran wilayah Kota Malang. Â Saya pun masih berniat dan berkeinginan untuk melanjutkan perburuan yang asyik dan seru ini. Bersama Geliga Krimtentunya.Â
Nah, bagaimana dengan Anda? Adakah yang berminat jalan-jalan ke Kota Malang menghabiskan liburan akhir tahun 2017 ini?Â
Jika ada, jangan lupa persiapkan diri sebaik mungkin. Sediakan selalu Geliga Krim. Sebab siapa tahu Anda akan sangat membutuhkannya.
***