Ada banyak tempat wisata yang bisa dinikmati jika Anda berkunjung ke Kota Malang. Mulai dari wisata buatan yang mengangkat tema modern hingga wisata alam yang benar-benar masih alami.Â
Saya sendiri penyuka keindahan panorama alami, bukan buatan. Itulah sebab saya lebih memilih  mbolang menyusuri pedesaan ketimbang jalan-jalan ke kota. Tempat favorit yang paling sering saya buru adalah air terjun.Â
Ada puluhan air terjun tersembunyi di sebalik bukit di seputaran Kota Malang yang tentu amat sayang jika tidak dinikmati keasriannya.
Air Terjun Coban Pelangi
Coban Pelangi adalah tempat favorit yang paling sering saya kunjungi bersama murid-murid bimbel saya saat liburan sekolah akhir tahun. Letak air terjun ini berada sekitar 32 km dari pusat Kota Malang menuju arah timur. Lokasinya  berada di Desa Poncokusumo-Tumpang, Kabupaten Malang. Air terjun ini dikelilingi oleh Taman Nasional Bromo Tengger Semeru dan berada pada ketinggian 1299,5 m di kaki Gunung Semeru.
Karena sudah dikenal oleh khalayak banyak, maka pada hari-hari libur air terjun ini bisa dipastikan tidak pernah sepi dari pengunjung.
Air terjun Coban Pelangi memiliki ketinggian curah air sekitar 110 m. Sesuai dengan namanya---Coban Pelangi, airnya membiaskan warna pelangi nan indah saat tersentuh oleh sinar matahari.
Oh, ya. Karena letaknya berada di bawah kaki bukit, maka untuk menuju ke sana kita harus melewati jalan setapak berkelok dan  menurun kurang lebih sepanjang 2 km. Saat menurun, saya merasa  enjoy. Tapi ketika harus balik ke atas, woow, jangan ditanya. Kaki berasa capek, pegal dan linu. Untunglah saya selalu siap sedia Geliga Krim yang super prakris dan tidak lengket. Dengan dioles secara merata pada bagian yang pegal menggunakan Geliga Krim, kaki saya kembali lincah menapaki jalan setapak hingga ke atas bukit. Cespleng!
Dari pusat Kota Malang, air terjun Coban Jahe lebih dekat jarak tempuhnya dibanding air terjun Coban Pelangi. Memiliki ketinggian sekitar 45 m, terletak di Desa Begawan, Taji- Jabung Kabupaten Malang. Meski tempatnya terpencil, namun keberadaannya tak luput dari perhatian para pemburu keindahan alam. Pada hari libur tempat ini bisa dipastikan selalu ramai oleh orang-orang yang ingin berwisata alam.
Kunjungan paling berkesan adalah saat saya bersama teman-teman dari Komunitas Bolang [Blogger Kompasiana Malang]. Ada kendala sedikit yang dihadapi ketika menuju lokasi. Jalan makadam belum bisa akses oleh kendaraan roda 4. Saya dan rombongan Bolang mesti berjalan kaki sekitar 2 km untuk mencapai area coban. Pegal? No, way! Kan tersedia Geliga Krimdi tas saya. Jadi semua aman dan menyenangkan.
Masih berada di sekitar wilayah Desa Taji. Kedua air terjun ini memiliki keunikan. Posisi mereka bersebelahan, berada dalam satu area. Sungguh, keduanya seolah memberi contoh akan indahnya hidup rukun. Sementara suasana yang adem tentrem  menghipnotis pengunjung untuk duduk berlama-lama menikmati curahan air yang jatuh dalam ruahan bentuk yang berbeda.
Coban Siuk bentuknya meliuk-liuk memiliki ketinggian sekitar 90 m. Sedang Coban Sisir yang model curahan airnya seperti rambut keriting, berketinggian sekitar 3 m.Â
Seperti halnya Coban Jahe, untuk mencapai lokasi saya harus berjalan kaki sepanjang 1 km. Tenang, tidak perlu khawatir pegal dan lelah. Sebab Geliga Krim selalu setia menemani perjalanan saya.
Mengunjungi dua lokasi air terjun ini, butuh persiapan dan tenaga super ekstra. Tersebab medan yang harus ditempuh cukup berat. Untuk sampai ke area coban saya harus berjalan menuruni jalan berbatu sekitar 3 km dan menyeberang sungai yang airnya cukup deras. Karena letaknya tersembunyi di lereng bukit itulah yang berakibat tidak memungkinkan dibangun sebuah jembatan.
Sebenarnya masih banyak air terjun yang bisa dikunjungi di seputaran wilayah Kota Malang. Â Saya pun masih berniat dan berkeinginan untuk melanjutkan perburuan yang asyik dan seru ini. Bersama Geliga Krimtentunya.Â
Nah, bagaimana dengan Anda? Adakah yang berminat jalan-jalan ke Kota Malang menghabiskan liburan akhir tahun 2017 ini?Â
Jika ada, jangan lupa persiapkan diri sebaik mungkin. Sediakan selalu Geliga Krim. Sebab siapa tahu Anda akan sangat membutuhkannya.
***
Malang, 23 Desember 2017
Lilik Fatimah Azzahra
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H