Tapi kali ini lain. Pesanku terbaca!
Tante,  Shinta  ada  di  Rumah  Sakit.
Sebuah balasan mengejutkan kuterima.
"Shinta? Halo...halo?" dengan panik aku menelpon.
"Bukan Tante. Ini bukan Shinta. Saya Kristin. Shinta sedang diperiksa oleh dokter."
Tanpa menunggu lama aku bergegas melesat ke Rumah Sakit di mana Shinta tengah dirawat. Dua puluh menit kemudian aku sampai dan mendapati anak tiriku terlentang tidak berdaya di atas bed di ruang gawat darurat.
Ia sama sekali tidak memberengut ketika kudekati.
"Halo sayang, apa yang terjadi padamu?" aku bertanya sembari menyentuh lengannya yang dingin.
"Shinta sakit perut, Tante..." ia menjawab pelan. Aku segera meraba perut bagian bawahnya. Terasa kaku dan mengejang.
"Apa kata dokter sayang?" aku bertanya lagi.
Wajah anak gadisku itu memerah. Ia tidak menyahut.Â